Identitas iman

Kisah Para Rasul 22:1-21

Betapa berbedanya orang Yahudi bila dibandingkan dengan kepala
pasukan! Tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dulu, mereka
menuduh Paulus telah menajiskan Bait Allah (21:28). Tuduhan ini
bagai sebuah vonis hukuman mati bagi Paulus (21:31)! Kepala
pasukan, yang tadinya menduga bahwa Paulus adalah pemberontak di
Mesir, berubah pikiran sesudah mempelajari faktanya (38-40). Ia
memberi kesempatan kepada Paulus untuk membela diri (40).


Paulus menekankan bahwa ia adalah seorang Yahudi sejati. Ia terlahir
sebagai seorang Yahudi. Ia mengenyam pendidikan dari Gamaliel
(3), seorang rabi yang terkenal dan sangat dihormati pada masa
itu! Memang benar, Paulus dulu memburu pengikut Yesus. Itulah
semangat yang juga dimiliki oleh massa pada saat itu. Sebab itu,
ia coba mengidentifikasikan dirinya seperti mereka. Namun saat
itu ia telah menjadi pengikut Kristus (5, 16, 19)! Walau
demikian, Allah yang dia sembah tidak berbeda dengan Allah yang
sebelumnya dia bela! Dialah Mesias yang telah dinubuatkan oleh
para nabi pada zaman nenek moyang mereka. Jadi sesungguhnya,
Paulus tidak murtad dari iman nenek moyangnya. Pengenalannya akan
Yesus dan misinya kepada bangsa-bangsa lain, juga bukan lahir
dari dirinya sendiri. Itu dinyatakan kepada dia melalui
intervensi Ilahi (15-21) saat akan pergi ke Damsyik untuk
menangkap pengikut Tuhan. Maka jelas bahwa Paulus sama sekali
tidak melakukan perbuatan seperti yang mereka tuduhkan.


Namun demikian, meski Paulus menyampaikan penjelasan dengan panjang
lebar, semua itu bukan jaminan bahwa mereka akan bersedia
memahami dia. Sampai kini pun, memberikan kesaksian tentang
Kristus memiliki risiko ditolak bahkan dianiaya orang. Berbagai
penjelasan yang kita sampaikan mengenai iman kita bukan jaminan
bahwa kita akan kebal atau terhindar dari penolakan dan
penganiayaan. Yang penting bagi kita adalah keteguhan iman dan
keberanian untuk mengabarkan Injil di mana pun kita berada!

Scripture Union Indonesia © 2017.