Dwitunggal tak terpisahkan

Yakobus 2:21-26

Menunjuk pada kehidupan Abraham dan Rahab, Yakobus menegaskan bahwa
iman yang dibenarkan adalah iman yang melahirkan perbuatan benar
dan perbuatan itu membuat iman mereka jadi sempurna (21-22).


Abraham menaati perintah Allah agar mengorbankan Ishak (Kej. 22).
Rahab, meski dengan sedikit informasi, telah bertindak
menyembunyikan mata-mata Israel di rumahnya (Yos. 2:9, 11). Kedua
perbuatan tersebut adalah ketaatan pada perintah Allah, dan
membuat mereka dibenarkan. Apakah berarti mereka diselamatkan
melalui perbuatan? Abraham dibenarkan ketika menerima dan
memercayai janji Allah (Kej. 15:6). Dalam Kej. 22:2, saat Abraham
akan mengorbankan Ishak, Allah berkomentar bahwa Abraham sungguh
takut akan Allah. Bukan maksud Yakobus mengajar bahwa orang
dibenarkan dan diperhitungkan selamat melalui perbuatan. Yakobus
tidak menolak keutamaan iman untuk keselamatan. Yang ia tolak
adalah iman sebatas pengetahuan, dan tanpa ungkapan nyata di
dalam perbuatan. Iman menghasilkan perbuatan, perbuatan
menyebabkan iman termanifestasikan.


Maksud Allah pada iman manusia adalah agar rencana penyelamatan dan
pengudusan-Nya tergenapi dalam diri orang beriman. Iman tanpa
perbuatan adalah mati karena tidak ada dinamika yang membuat
orang maju dalam perbuatan yang serasi dengan Tuhan (26). Seperti
halnya untuk menjadi manusia perlu tubuh dan roh demikian juga
untuk hidup sesuai rencana Allah, manusia harus memiliki iman
yang berbuat atau perbuatan yang termanifestasikan dari iman.
Keduanya tak boleh dipisah!


Belajar dari teks ini, kita diingatkan untuk mencapai pertumbuhan
iman menuju keserupaan dengan Kristus. Tak ada kata berhenti bagi
pembelajaran iman. Jerih payah untuk menampakkan perbuatan iman
harus terfokus pada pertumbuhan iman. Keberhasilan dalam berbuat
baik bukan untuk ditonjolkan, melainkan agar kita bersyukur
kepada Dia yang setia mendorong kita agar tetap melakukan
kebaikan.

Scripture Union Indonesia © 2017.