Kemenangan dalam kesulitan

2 Korintus 2:12-17

Pergumulan batin yang berat kerap harus dialami oleh para pelayan
Tuhan, bahkan oleh seorang rasul sekaliber Paulus sekalipun.
Meski di Troas ia menjumpai sambutan positif terhadap Injil,
tetap saja hatinya tidak tenang (13). Sampai-sampai ia memutuskan
untuk pergi ke Makedonia. Apa yang menyebabkan Paulus seolah
labil atau bertindak tak bertanggung jawab? Tak lain karena ia
sangat memikirkan respons jemaat Korintus terhadap tegurannya
yang keras melalui surat. Titus, yang dia harapkan mengabarkan
keadaan jemaat Korintus sesudah menerima surat teguran itu,
ternyata tak dijumpainya di Troas. Ini membuat Paulus tak tenang
dan memutuskan untuk pergi ke Makedonia.


Pengalaman batin tidak tenang dalam pergumulan pelayanan yang
mendalam menyadarkan kita tentang keterbatasan manusia. Namun
bersamaan dengan itu, Paulus menyaksikan bahwa justru dalam
situasi seperti apa pun, kuasa Injil Kristus selalu menyertai dia
(14). Kemenangan dalam pergumulan seperti yang Paulus kisahkan,
bukanlah kemenangan yang bisa membuat dia sombong. Sebaliknya
pelayanan yang disertai oleh kuasa Allah meski terjadi dalam
situasi-situasi yang sulit, membuat pelayanan itu menjadi semacam
dupa persembahan yang harum (15). Ini adalah gambaran dari sikap
kerendahan hati prajurit yang berbaris dalam kemenangan menghadap
sang raja.


Kemuliaan Allah, Sang Raja, dihormati dalam pelayanan Paulus.
Kuasa-Nya pun bekerja menghasilkan dampak yang sepadan dengan
respons orang terhadap Injil (15-16). Sikap dan pengalaman Paulus
ini berbeda tajam dari para pelayan palsu yang mencari untung
bagi diri sendiri atau melayani dengan maksud-maksud yang tidak
memuliakan Allah (17).


Renungkan: Apabila kita tulus dan murni mengutamakan kehormatan Allah
dalam apa pun yang kita lakukan, Allah akan menyertai dan
berkarya!

Scripture Union Indonesia © 2017.