Ikut Yesus

Lukas 18:18-30

Secara umum, orang menganggap kekayaan sebagai berkat Allah.
Kenyataannya, kekayaan dapat juga menjadi penghalang bagi manusia
untuk bertemu dengan Allah.


Inilah yang terjadi pada si pemimpin yang datang kepada Yesus (18).
Ia sangat kaya (23). Tetapi kekayaannya (23) baru merupakan satu
tahap kesuksesan yang telah diraihnya. Masih ada lagi yang ingin
dicapainya yaitu kehidupan kekal setelah kematian. Untuk
memastikan bahwa tahap itu dapat dicapainya dengan baik, ia
datang kepada Yesus dan menanyakan persyaratannya (18). Jawaban
Yesus tentang hukum Taurat (20) ternyata bukanlah perkara sulit
karena ia sudah menaatinya sejak muda (21). Namun Yesus tidak
berhenti sampai di situ. Yesus menyuruh dia untuk menjual
hartanya lalu membagikannya kepada orang miskin, dan setelah itu
mengikuti Dia (22). Kali ini si pemimpin menemui kesulitan!
Bagaimana mungkin ia menjual harta yang memberinya kenyamanan,
prestise, dan kuasa? Kesedihannya setelah mendengar perkataan
Yesus memperlihatkan bahwa kekayaan telah menjadi penghalang
besar antara dirinya dengan Allah (23-24)! Melalui ilustrasi unta
dan lubang jarum, Yesus menjelaskan betapa sukarnya bagi seorang
kaya untuk memilih Kerajaan Allah dan meninggalkan kekayaannya.
Kekayaan mendominasi hidup dan jadi penjara baginya.


Pelajaran ini penting bagi kita yang ingin mengikut Yesus dan
mewarisi hidup kekal. Kita harus membuang segala hal dalam hidup
yang telah kita perlakukan sepenting Allah. Kita harus memberikan
tempat yang terutama bagi Dia dalam hidup kita. Para murid yang
menyadari keutamaan Allah sudah meninggalkan segala kepunyaan
mereka untuk mengikut Yesus (28). Didapatkan Allah dan
mendapatkan Allah melalui Yesus berarti segalanya, bahkan berkat
berlipat ganda kini dan kekal kelak.


Renungkan: Jangan merasa rugi atas apa yang kita korbankan dari hidup
kita. Melainkan ingatlah apa yang akan kita peroleh dari Allah,
dan bersyukurlah!

Scripture Union Indonesia © 2017.