Pertandingan iman

1Timotius 6:11-16

Mempertahankan iman yang benar terhadap serangan ajaran sesat
dilukiskan Paulus seperti peperangan (1:18) dan pertandingan
atletik (6:12; bdk. 2Tim. 4:7). Iman ini disebut di dalam surat
ini sebagai "kebenaran" (1Tim. 2:4; 3:15; 4:3), "ajaran kita"
(6:1), atau "harta yang dipercayakan" kepada hamba-Nya (6:20;
2Tim. 1:12,14). Sebagian anggota jemaat telah menyimpang dari
iman, maka perjuangan untuk mempertahankan iman itu semakin
mendesak.


Baik pertandingan maupun peperangan menuntut usaha yang tak
setengah-setengah. Timotius disapa "manusia Allah," serupa dengan
sebutan "abdi Allah" bagi beberapa pemimpin Israel (Musa, Samuel,
Daud, dll.). Sebagai abdi Allah dan pemimpin jemaat, Timotius
harus menjauhi "cinta uang" dan berbagai kejahatan yang
mengikutinya. Sebaliknya, ia harus mengejar sifat-sifat yang
diperlukan untuk memenangkan pertandingan itu (1Tim. 6:11):
"Keadilan dan ibadah" menyangkut sikap adil dalam relasi dengan
orang lain, dan menyembah Allah, bukan mamon; "kesetiaan dan
kasih" menyangkut integritas serta kasih untuk melayani dan
berkurban, bukan pemuasan diri; "kesabaran dan kelembutan"
menyangkut kesabaran dalam menghadapi situasi yang sulit dan
dalam menghadapi orang-orang yang mendatangkan kesulitan.
Pegangan Timotius dalam perjuangan ini ialah "hidup kekal" (12)
yang telah diterimanya ketika ia bertobat ("dipanggil") dan
dibaptis ("berikrar di depan banyak saksi").


Otoritas untuk perintah Paulus dan untuk perjuangan Timotius dalam
melaksanakannya bersumber pada Allah Bapa dan Kristus Yesus
(13-16). Pujian yang meninggikan Allah sebagai "Raja dan Tuan" di
atas segalanya menyatakan kemahakuasaan-Nya. Pertandingan dan
peperangan iman dapat dimenangkan oleh Timotius, dan oleh setiap
hamba Tuhan, dengan bersandar kepada kuasa Sang Raja.


Renungkan: Jangan biarkan diri dikuasai kedagingan, sebaliknya
taklukkan diri pada Sang Raja.

Scripture Union Indonesia © 2017.