Karena Kristus telah menerima kita

Roma 15:8-13

Dalam persekutuan Kristen, kasih menjiwai hubungan antarpribadi. Kasih
itulah yang merekatkan persekutuan di antara anak-anak Tuhan.
Setiap anggota persekutuan harus saling menerima sehingga bukan
hanya tidak menjadi batu sandungan bagi yang berhati nurani lemah
(14:1), sebaliknya justru setiap orang menjadi kesenangan yang
membangun orang lain (15:2).


Dasar untuk saling mengasihi di antara umat Tuhan adalah Kristus.
Dialah yang telah mempersekutukan baik orang-orang bersunat
(Yahudi) maupun bangsa-bangsa (nonYahudi) ke dalam diri-Nya.
Kristus menerima orang Yahudi dengan jalan menggenapkan
janji-janji Allah kepada nenek moyang mereka, yaitu menjadikan
mereka umat Allah, milik pribadi-Nya (Kej. 17:7,8). Di dalam
Kristus, yakni melalui iman kepada-Nya, orang Yahudi dibenarkan
dan menjadi milik Allah (lih. Rm. 3:29-30).


Kristus juga telah memungkinkan bangsa-bangsa nonYahudi memuliakan
Allah karena rahmat-Nya (Rm. 15:9-12). Ini merupakan salah satu
penggenapan janji Allah kepada nenek moyang orang Yahudi bahwa
keturunan mereka akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain (Kej.
12:2-3; 22:18; 26:4; 28:14). Di dalam Kristus, bangsa-bangsa lain
beroleh keselamatan sama seperti yang diterima oleh orang Yahudi,
yaitu melalui iman (Rm. 15:12).


Tidak ada dasar untuk menolak dan membeda-bedakan sesama anak Tuhan
dengan memakai kriteria suku, bahasa, budaya, status sosial, atau
apa pun. Kristus telah menerima setiap kita yang menyatakan iman
kepada-Nya tanpa syarat apa-apa. Oleh karena itu, kita juga harus
saling menerima dan justru menjadikan keberbedaan itu kekayaan
persekutuan umat Tuhan yang sekaligus menjadi kesaksian bagi
mereka yang masih ada di luar.


Renungkan: Saling menerima bukan berarti kompromi dengan dosa.
Menerima sesama berarti mengakui karya Kristus sudah terjadi atas
diri sesama kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.