Taurat membahagiakan?

Mazmur 119:1-22

Banyak orang Kristen salah mengerti Taurat. Mereka tidak habis
mengerti bagaimana mungkin orang memuji-muji keindahan Taurat bahkan
menyatakan kecintaan terhadapnya. Bukankah Taurat adalah peraturan-
peraturan yang sebagian besar bersifat larangan? Bagaimana mungkin
orang mencintai peraturan apalagi larangan, lagipula bukankah Taurat
tidak berlaku lagi untuk orang Kristen?


Mazmur 119 mengoreksi pandangan keliru yang disebabkan
mengidentikkan Taurat dengan hukum. Taurat bukan sekadar hukum
melainkan petunjuk Ilahi berdasarkan karakter Tuhan. Tujuan Allah
memberi Taurat ialah agar umat Allah menjalani dan menikmati hidup
dalam anugerah-Nya. Dengan menyebut Taurat sebagai peringatan (2),
titah (4), firman (9), dll., pemazmur mengajak umat Allah menghayati
Taurat sebagai pemberian Allah agar umat hidup berbahagia (1-3).
Taurat membahagiakan karena membukakan kekudusan Allah bagi mereka (9-
11). Taurat menjadi terang Ilahi yang membuat orang dapat menghadapi
hal-hal gelap yang merusak kehidupan. Dengan hidup sesuai Taurat orang
hidup dekat Allah. Merenungkan firman Tuhan dan menikmatinya sama
dengan melihat karakter Allah (15). Karena Taurat Tuhan berisi
kedahsyatan diri Allah sendiri maka umat perlu berdoa memohon kepada
Tuhan agar mampu memahami dan mengalaminya.


Kita hidup di tengah-tengah dunia jahat yang menekan serta
mengerikan (19, 22). Oleh karena itu, kita perlu dekat dengan Tuhan
dan benar-benar menikmati kemerdekaan kekudusan Allah. Dengan demikian
gaya hidup dosa dari dunia ini kehilangan daya tariknya. Kita
memerlukan kuasa kebenaran Allah menopang kita. Sehingga serangan
kejahatan tidak akan mampu menggoncang keteguhan kerohanian kita
kepada Tuhan.


Ajakan: Mari kita belajar menghargai firman Tuhan sebagai
anugerah yang membebaskan kita dari cara hidup yang tidak berkenan
kepada-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.