Ajaib-Nya dalam kejadianku

Mazmur 114

Kerajaan sering kali disebut dengan nama raja pahlawan pendirinya.
Misalnya Han di Tiongkok, Ramses di Mesir, dlsb. Nama-nama itu sekaligus
semacam barometer kebesaran dinasti tersebut. Namun tidak satu pun
yang demikian hebat sampai bisa bertahan abadi dalam sejarah.


Siapa pencipta umat Israel? Siapakah pendiri kerajaan Yehuda? Yakub
yang penipu dan pengecut itu? Siapa membuat Israel wilayah kekuasaan
Allah dan Yehuda kekudusan-Nya? (2). Allah sendiri, Pencipta langit
dan bumi dan Pencipta umat-Nya. Bukankah maksud mazmur ini untuk
membangkitkan kesadaran bahwa landasan umat bukan pada kehebatan nama
besar pendahulu mereka, tapi pada Allah yang telah menebus mereka dari
perbudakan Mesir?


Peristiwa Keluaran bukanlah hal yang biasa-biasa saja. Peristiwa itu
luar biasa karena dua hal. Pertama, kekuasaan Allah nyata di dalamnya.
Semua kekuatan lain nyata hanya ciptaan yang harus gemetar tunduk
kepada kehendak dan pengaturan Sang Pencipta (5-8). Kekuatan alam yang
waktu itu melambangkan andalan bangsa-bangsa kafir, malahan menjadi
pesuruh Allah semata. Kedua, dengan mengingat-ingat Yahwe sebagai
pendiri Yehuda, umat mendapatkan kepastian tentang tujuan keberadaan
mereka. Umat harus menjadi alat Allah yang di dalam dan melaluinya
keagungan Allah dinyatakan ke seluruh bumi.


Kejadian kita sebagai gereja dari Yesus Kristus pun lebih dahsyat
lagi. Kita didirikan oleh Dia yang telah meruntuhkan sendi-sendi
kerajaan maut melalui kematian-Nya. Darah-Nya membuat kita lepas dari
maut, diri-Nya sendiri telah menjadi batu penjuru yang di atas-Nya
kita berdiri sebagai gereja selama berabad-abad. Janji-Nya menyertai
gereja bahwa tidak ada kekuatan sedahsyat maut sekalipun dapat
melenyapkan gereja-Nya.


Renungkan: Hendaknya kehadiran-Nya menggerakkan kita hidup
dan melayani begitu rupa hingga orang tidak sanggup seenaknya saja
berdosa dan menentang kebenaran.

Scripture Union Indonesia © 2017.