Tabut perjanjian

Keluaran 37:1-9

Perabotan pertama kemah suci yang dibuat adalah tabut perjanjian.
Sama seperti petunjuk yang diberikan pada Kel. 25:10-22, demikian
tabut tersebut dibuat. Tabut perjanjian adalah perabotan utama dari
kemah suci karena tabut dan tutup pendamaiannya yang berhiaskan dua
kerub emas itu (ayat 37:1-2, 6-7) melambangkan takhta Allah. Jadi,
penataan kemah suci dengan ruang mahakudus yang berisikan tabut
perjanjian itu menggambarkan penataan sebuah istana bagi Allah.
Allah bersemayam di istana mulia-Nya, di pusat perkemahan Israel,
duduk di atas takhta-Nya di ruang mahakudus untuk memerintah Israel
sebagai raja mereka.


Tabut yang melambangkan takhta Allah tersebut akan menjadi tempat
penyimpanan dua loh batu yang berisikan sepuluh perintah Allah (Kel.
25:21). Ini mengisyaratkan bahwa janji Allah untuk memelihara
umat-Nya berdasarkan ikatan Perjanjian Sinai tidak mungkin
dibatalkan karena Allah sendiri yang menjaminnya. Pada saat yang
sama hal itu juga menegaskan kepada umat bahwa mereka tidak boleh
berdalih sedikit pun untuk tidak menaati kesepuluh prinsip moral
Ilahi tersebut karena sifat kekekalannya dan merupakan kehendak
Allah bagi mereka.


Jauh melampaui kemah suci dan tabut perjanjian yang melambangkan
istana dan takhta Allah yang hadir di tengah-tengah umat-Nya, Allah
hadir dalam kepenuhan kemuliaan-Nya dalam diri dan pelayanan Tuhan
Yesus. Seluruh kepenuhan Allah diam di dalam Kristus (Kol. 1:19).
Berarti kehadiran Kristus dalam hidup orang-orang percaya menjadi
jaminan akan kepastian keselamatan dan pemeliharaan Allah atas
mereka. Sekaligus hal itu menjadi dasar bagi setiap anak-Nya untuk
memelihara hidup suci seturut karakter kudus Allah dan sesuai dengan
kehendak-Nya. Seberapa seriuskah kita memelihara hidup kudus dan
benar di hadapan Allah?


Responsku: _________________________________________________

Scripture Union Indonesia © 2017.