Peringatan bagi pengkhianat

Yohanes 13:21-30

Setelah dua kali menyinggung ada pengkhianat di antara para
murid-Nya (ayat 13:10b, 18), kini Yesus menyatakan ada seorang
murid-Nya yang akan mengkhianati Dia (ayat 21).


Keseriusan ucapan Yesus ini terlihat dari perkataan yang Ia gunakan.
Kata "sesungguhnya," ini menunjukkan Yesus sangat sedih (ayat 16;
band. Yoh. 11:33; 12:27). Ia sangat sedih bukan karena takut
konsekuensi pengkhianatan itu, bahwa Ia akan ditangkap dan dibunuh.
Yesus sangat sedih karena seorang murid-Nya, walau telah lama
bersama-sama dengan-Nya, tetap memilih jalannya sendiri. Tanpa
menyebut namanya, Ia melakukan gerakan simbolik yang hanya
dimengerti oleh Yudas (Yoh. 13:26). Tindakan Yesus yang konfrontatif
itu direspons Yudas dengan membiarkan dirinya dikendalikan oleh
Iblis (ayat 27).


Perasaan galau Yesus tidak tertangkap oleh murid lainnya. Mereka
tidak mampu merasakan keprihatinan-Nya dalam hal ini. Bahkan murid
yang paling dikasihi-Nya dan duduk disamping-Nya pun tidak menyadari
hal ini (banyak penafsir Alkitab setuju bahwa murid ini adalah
Yohanes, penulis injil ini; 24-25). Karena itu, kesebelas murid
Yesus beranggapan kepergian Yudas itu untuk membeli keperluan
persiapan perayaan Paskah (ayat 29).


Yohanes menuliskan komentarnya tentang Yudas Iskariot secara kilas
balik (lihat Yoh.12:4-6; 13:11, 27). Ini memberitahukan bahwa
motivasi Yudas mengikut-Nya patut dipertanyakan. Walaupun ia
menerima banyak kesempatan untuk mengenal dan memercayai-Nya, namun
Yudas tidak menggunakannya. Ia memilih jalannya sendiri. Ini
mengingatkan kita bahwa pengkhianat bisa muncul dari umat Tuhan.
Waspadailah diri kita sendiri. Hindari menjadi orang Kristen, yang
hanya dekat dengan Tuhan sebatas rohani semu atau rohani emosional.
Kita harus memberi komitmen penuh untuk percaya Yesus dan setia
mengikut-Nya tanpa pamrih.


Responsku: _________________________________________________

Scripture Union Indonesia © 2017.