Ibadah dalam Roh & kebenaran

Keluaran 26:1-37

Sangat rumit memahami rincian pembuatan kemah pertemuan. Bahan-bahan
yang dipakai pun sangat banyak (ayat 1-29). Bangunan kemah suci
itu merupakan satu-satunya tempat yang sah bagi umat Israel untuk
beribadah karena Allah sendiri yang menetapkannya.


Oleh karena itu, yang paling penting dari pembangunan kemah suci ini
adalah harus sesuai dengan ketentuan yang Allah berikan kepada
Musa di puncak gunung Sinai (ayat 30). Bangunan kemah itu sendiri
terdiri dari ruang kudus dan ruang mahakudus (ayat 33). Di dalam
ruang kudus terdapat meja kurban sajian dan kandil (ayat 35).
Sedangkan di dalam ruang mahakudus terdapat tabut perjanjian
dengan tutup pendamaiannya (ayat 34). Pemisah antara ruang kudus
dengan ruang mahakudus adalah sebilah tirai dari kain ungu (ayat
31-32). Kemah suci menjadi pusat umat Israel beribadah. Kelak,
setelah Israel tiba dan menetap di Tanah Perjanjian, Bait Allah
menggantikan fungsi kemah suci. Itu sebabnya di kemudian hari,
pada zaman raja-raja, Allah murka kepada umat-Nya yang
mempersembahkan kurban bukan kepada Allah di Bait Allah melainkan
di bukit-bukit pengurbanan kepada para berhala.


Yesus berkata bahwa Dialah Bait Allah yang sesungguhnya (Yoh.
2:19-21). Ibadah yang benar hanya di dalam Tuhan Yesus. Oleh
Roh-Nya, Tuhan Yesus mendiami hati orang percaya. Maka dalam zaman
PB semua orang percaya menjadi Bait Allah. Persekutuan orang
percaya (gereja) menjadi Bait Allah secara rohani. Tidak ada satu
ibadah apa pun di dunia ini yang berkenan kepada Allah, kecuali di
dalam Yesus. Yesus berkata, "Allah itu Roh, dan barangsiapa
menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran" (Yoh.
4:24). Menyembah dalam roh dan kebenaran artinya, menyembah Allah
dalam kebenaran Kristus yang melalui Roh Allah telah menghidupkan
roh orang-orang yang percaya kepada-Nya. (Lih. renungan tanggal 5
Januari 2006).


Camkan: Ibadah yang hanya bersifat lahiriah tidak ada artinya di
hadapan Allah.

Scripture Union Indonesia © 2017.