Waktu menuai

Yohanes 4:31-42

Percakapan Tuhan Yesus dengan para murid yang membawakan makanan
bagi-Nya membicarakan lebih jauh jati diri Tuhan Yesus dan sikap
hidup-Nya. Bagi Tuhan Yesus, melakukan dan menyelesaikan pekerjaan
yang berasal dari kehendak Bapa merupakan makanan-Nya. Ungkapan
ini tidak sekadar menunjukkan semangat pelayanan Tuhan Yesus yang
berapi-api. Dengan menyebut bahwa Ia telah menyelesaikan pekerjaan
Allah Bapa, Tuhan Yesus menempatkan diri dalam posisi Ilahi (ayat
34). Sebab hanya Allah sendiri yang sanggup merampungkan
rencana-rencana dan karya-karya-Nya sampai akhir zaman kelak. Hal
itu dipertegas dalam ucapan Yesus selanjutnya, Allah Bapa sebagai
penabur dan diri-Nya sendiri sebagai penuai. Waktu menabur dan
menuai akan terjadi serempak (ayat 35-36).


Tuhan Yesus kini mengikutsertakan murid-murid-Nya dalam tugas menuai
yang mulia itu. Turut serta dalam pelayanan Yesus untuk dunia ini
seharusnya juga menjadi makanan bagi para murid-Nya dulu dan kita
kini. Itulah makanan sejati yang dapat mengenyangkan dan
menguatkan hidup kita, yaitu kita mengalami dan melibatkan diri
dalam penggenapan kehendak Allah.


Kesengajaan Tuhan Yesus melewati Samaria telah mengubah hidup
perempuan Samaria yang berakibat luas kepada seisi penduduk kota
tersebut. Tindakan Yesus ini juga adalah teladan untuk kita, para
murid-Nya. Kita perlu rela menerobos berbagai rintangan dalam
melaksanakan kehendak Allah menyelamatkan manusia.


Sekaranglah waktunya untuk mengabarkan Injil. Apa yang Tuhan Yesus
nyatakan 2000 tahun lalu tetap relevan sampai sekarang.
Sekaranglah waktunya agar setiap hati kosong yang tak mampu diisi
dan dipuaskan oleh kesenangan duniawi mendapatkan anugerah
keselamatan dari Tuhan Yesus melalui kesaksian hidup
anak-anak-Nya.


Responsku:
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________

Scripture Union Indonesia © 2017.