Mengapa kejahatan tidak berkurang?

Matius 13:24-30,36-43

Yesus memberitakan kedatangan Kerajaan Surga. Tetapi mengapa
kejahatan tidak berkurang, malah semakin merajalela? Inilah yang
Yesus jelaskan melalui perumpamaan lalang dan gandum. Di sini
kita menjumpai tiga pokok ajaran.


Pertama, penaburan benih baik. Ketika Anak Manusia berada di dunia,
Ia menabur benih yang baik yaitu anak-anak Kerajaan Surga.
Kedua, penaburan benih jahat. Musuh menabur benih jahat yakni
anak-anak si jahat (ayat 38). Ketiga, benih baik dan benih jahat
dibiarkan tumbuh bersama. Namun, pertumbuhan keduanya memiliki
batas. Ada waktu penuaian, saat keduanya akan dipisahkan.
Penuai-penuai yakni malaikat akan memisahkan gandum dan lalang
pada akhir zaman. Gandum bersama Anak Manusia, sementara lalang
dikumpulkan untuk dibakar dalam api (ayat 40-43).


Jelas terlihat bahwa Kerajaan Surga tidak mungkin terdiri dari dua
jenis manusia yang bertolak belakang, manusia jahat dan manusia
baik. Perumpamaan ini mengajarkan adanya tahapan-tahapan karya
Allah dalam mewujudkan kerajaan-Nya. Tahapan-tahapan itu terkait
dengan tindakan Allah dalam sejarah manusia. Pada awalnya benih
kerajaan itu ditaburkan melalui hidup serta karya Yesus.
Sementara benih Kerajaan Surga tumbuh, tumbuh juga benih
kejahatan yang dilakukan si musuh (ayat 28). Meski demikian,
pada saat penghakiman kelak keduanya akan dipisahkan. Pada saat
itulah kejahatan akan dimusnahkan, dan benih kerajaan yang sudah
matang akan dituai. Jadi, sampai kedatangan Yesus kelak, benih
Kerajaan Surga masih harus bertahan di tengah-tengah berbagai
manifestasi jahat si musuh. Gereja Tuhan yang hidup di
tengah-tengah dunia berdosa, menghadapi tantangan dan godaan
besar untuk kompromi bahkan kehilangan iman. Syukur kepada Tuhan
saatnya akan tiba, kejahatan akan dimusnahkan.


Ingat:
Hari penghakiman pasti akan tiba. Jangan frustrasi oleh fakta
merajalelanya kejahatan. Bertekunlah dalam kebenaran sampai
pembenaran kita dinyatakan di Hari itu.

Scripture Union Indonesia © 2017.