Hikmat yang benar.

Pengkhotbah 7:1-22
Minggu ke-19 sesudah Pentakosta

Abraham Lincoln harus melewati banyak kegagalan dan penderitaan
sebelum akhirnya ia terpilih menjadi presiden Amerika Serikat
ke-16. Bahkan ketika ia menjadi presiden, Amerika terancam
perpecahan nasional dan berakhir dengan perang saudara. Meski
demikian, di bawah pemerintahan Abraham Lincoln, Amerika
berhasil disatukan kembali dan kini ia pun dikenang sebagai
salah satu presiden Amerika terbaik.


Hikmat yang benar tidak tumbuh begitu saja dari pengetahuan manusia
ataupun dari pembelajaran ilmu pengetahuan. Melainkan, hikmat
yang benar muncul dari pengenalan secara pribadi manusia dengan
Tuhan. Dalam kitab Pengkhotbah siapa saja yang memiliki hikmat
yang benar ini diibaratkan seperti memperoleh harta warisan yang
akan menjamin masa depannya (ayat 11). Manfaat hikmat yang benar
menurut nas ini adalah: memampukan kita untuk mengerti persoalan
kehidupan (ayat 10,12b), dan memberikan kita kesanggupan
bagaikan kekuatan sepuluh penguasa kota (ayat 19). Meskipun
demikian kita perlu belajar membedakan antara hikmat yang benar
dan hikmat yang salah. Hikmat yang salah menyebabkan pemiliknya
bersandiwara dalam kekehidupannya sehari-hari dan bertindak
berlebihan dalam menangani suatu persoalan seolah-olah ia adalah
seorang yang bijaksana. Akan tetapi segala perbuatannya itu
justru menghasilkan kemalangan baginya dan bagi orang lain (ayat
15-17).


Pemimpin bangsa, tokoh agama, bahkan kita semua memerlukan hikmat
yang benar. Seorang pemimpin memerlukannya untuk mengambil
berbagai keputusan yang berpengaruh pada negara yang
dipimpinnya. Sedangkan bagi tokoh agama hikmat ini dibutuhkan
untuk menerangkan firman Tuhan bagi umat. Sebab, penafsiran
firman Tuhan yang keliru mengakibatkan kehancuran terhadap
pengikutnya dan mengganggu kerukunan umat beragama di Indonesia.
Sementara itu, bagi kita hikmat yang benar diperlukan agar kita
dapat mengerti kehendak Tuhan bagi hidup ini.


Renungkan:
Hidup tanpa hikmat yang benar menyebabkan kerugian yang tak
perlu.

Scripture Union Indonesia © 2017.