Keselamatan di balik penghukuman.

Yesaya 19:18-25
Minggu ke-15 sesudah Pentakosta

Tidak ada yang menduga kalau pendeta di kapel kecil dalam
penjara itu mantan napi. Ia pernah dipenjara selama lima belas
tahun. Segala pengalaman getir yang menimpa dirinya di penjara
adalah hukuman bagi kejahatannya. Namun, justru di tengah
keputusasaan, ia bertemu Kristus.


Hukuman dahsyat yang menimpa Mesir membuahkan hasil yang
mengejutkan, yaitu pertobatan (lih. ay. 16-17). Lima kota akan
mengadopsi bahasa dari tanah Kanaan (negeri Israel) dan
menyatakan sumpah setia kepada Tuhan. Mezbah yang didirikan di
Mesir menandakan ibadah yang menyertai pertobatan sejati itu.
Mesir akan berseru kepada Tuhan dan Dia akan mengirimkan
juruselamat (ayat 20). Bahasa yang dipakai untuk menunjukkan
hubungan Mesir dengan Tuhan adalah bahasa Perjanjian Sinai,
yaitu "Orang Mesir akan mengenal Tuhan" (ayat 21), dan
"Diberkatilah Mesir, umat-Ku..." (ayat 25). Mesir akan
diperlakukan sama seperti Tuhan memperlakukan Israel (ayat 22).
Bahkan Asyur dan Mesir akan bersama-sama beribadah kepada Tuhan
(ayat 23). Kedudukan Israel, Asyur, dan Mesir akan menjadi
setara (ayat 24-25).


Perikop ini menggambarkan hal yang melampaui sejarah Israel sendiri,
yang digenapi dalam Perjanjian Baru tatkala Kristus
mempersatukan semua suku, bangsa, ras, dan bahasa di bawah
kerajaan-Nya. Puji Tuhan. Kemurahan Tuhan tetap dinyatakan
walaupun didahului dengan penghukuman dahsyat.


Renungkan:
Berita Injil harus lengkap. Tuhan membenci dosa. Namun, Ia ingin
semua orang berdosa dapat bertobat dan diselamatkan.

Scripture Union Indonesia © 2017.