Penghukuman yang adil.

Yesaya 17:1-14
Minggu ke-14 sesudah Pentakosta

Setelah Nabi Yesaya menyatakan nubuat penghukuman Allah terhadap
Damsyik (ayat 1-3), ia mengarahkan nubuatnya kepada Israel. Ini
merupakan sesuatu yang tidak lazim, karena nubuat mengenai
Israel ini disisipkan di tengah kumpulan nubuat Nabi Yesaya
terhadap bangsa-bangsa lain (ayat 4). Berarti di hadapan Allah
Yang Mahakudus, Israel dan bangsa-bangsa lain tidaklah berbeda.
Maksudnya bila Israel bersalah, mereka juga akan merasakan
penghukuman Allah seperti yang dialami oleh bangsa-bangsa lain.


Saat hukuman Allah dinyatakan, Israel akan kehilangan kemuliaannya.
Seiring dengan hukuman Allah itu, kesejahteraan mereka akan
memudar. Hukuman Allah ini begitu dahsyat sehingga gambaran yang
dipakai adalah Israel akan menjadi seperti sisa-sisa panen, yang
tertinggal setelah musim penuaian selesai (ayat 5-6). Dalam
keadaan ini, rupanya Israel akan teringat kepada Allah mereka
sendiri, Yang Mahakudus (ayat 7-8). Mereka menyadari bahwa
mereka tidak dapat berharap kepada para ilah palsu. Oleh karena
itu, mereka menyadari keistimewaan Allah dan mengakui Dia
sebagai Yang Mahakudus. Namun, konsekuensi dosa harus tetap
dialami Israel (ayat 9-11). Semua ini terjadi supaya Israel
sungguh-sungguh menyadari bahwa mereka tidak dapat mempermainkan
Yang Mahakudus, Allah Israel. Kemudian Allah akan memulihkan
mereka. Ayat 12-14 menyatakan penghukuman Allah terhadap Asyur
sebagai akibat memusuhi Israel, umat-Nya.


Perikop hari ini mengingatkan kita untuk tidak mempermainkan
anugerah Tuhan, ataupun menganggap status kita sebagai anak
Tuhan merupakan kesempatan untuk bersikap bebas tidak sopan dan
hidup berdosa seperti orang yang belum percaya. Tuhan akan
menghukum anak-anak Tuhan yang hidup seperti itu, karena Ia
ingin mereka hidup benar dan bukan menjadi penghalang bagi orang
yang belum percaya untuk datang mengenal Tuhan dan memperoleh
keselamatan.


Camkanlah:
Anak Tuhan yang hidupnya sama seperti orang berdosa, bukan hanya
tidak layak di hadapan-Nya, tetapi juga membuat orang lain tidak
tertarik untuk percaya kepada-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.