Menjadi pemberi-pemberi bagi Allah.

Filipi 4:14-23
Minggu Pentakosta

Bagian terakhir surat ini mencatat sukacita Paulus karena jemaat di
Filipi boleh berbagi dalam pelayanan Paulus termasuk dengan harta
milik mereka. Paulus mengangkat hal ini bukan dengan motivasi agar
dia sebagai hamba Tuhan boleh menerima lebih banyak dan lebih
banyak lagi. Dia bukan seorang hamba Tuhan yang mempersoalkan
fasilitas hidup atau lebih parah lagi serakah dan tamak, melainkan
telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (ayat 11).
Paulus pernah hidup dalam kekurangan maupun kelimpahan, dan segala
perkara itu ditanggungnya di dalam Dia (ayat 12). Hidupnya tidak
digoncangkan oleh keadaan miskin atau kaya, dia telah belajar
untuk sepenuhnya bergantung pada Tuhan yang sanggup memberi
kekuatan kepadanya.


Dengan kemurnian motivasi seperti itu Paulus dapat mendorong jemaat
untuk terus memberi persembahan. Paulus mendidik jemaat untuk
terlibat dan berbagi dalam pekerjaan Tuhan. Memberi bagi pekerjaan
Tuhan sungguh adalah suatu hak istimewa yang tidak diberikan Tuhan
kepada setiap orang. Tuhan tidak membutuhkan apa-apa dari kita
sebab segala sesuatu adalah milik-Nya. Kesempatan memberi adalah
kebahagiaan dan kemuliaan yang diberikan Tuhan kepada mereka yang
dilibatkan-Nya.


Sekali lagi, bagi Paulus yang utama bukanlah pemberian itu, melainkan
buahnya. Harta dunia suatu saat akan lenyap dan musnah, namun
mereka yang dengan bijaksana menggunakannya untuk pekerjaan Tuhan
telah mengubahnya menjadi simpanan yang bertahan sampai kepada
kekekalan. Mari kita belajar berkorban bukan hanya waktu, tenaga,
kepandaian kita, melainkan juga harta kita, uang kita untuk
menjadi berkat bagi orang lain. Kita juga akan menikmati
buah-buahnya.


Renungkan:
Allah akan memenuhi segala kebutuhan kita menurut kekayaan dan
kemuliaan-Nya, agar kita dapat menjadi pemberi-pemberi bagi Allah.

Scripture Union Indonesia © 2017.