Tiada yang mustahil bagi-Nya.

Kejadian 18:1-15
Minggu Paskah ke-4

Kisah ini melanjutkan pasal 17, karena nama Abraham di ayat 1
sebenarnya tidak ada ("kemudian TUHAN menampakkan diri
kepadanya."). Jadi TUHAN lebih lanjut melalui tiga tamu Abraham
menyatakan berkat-Nya melalui mengunjunginya (ayat 1-2).


Betapa pentingnya menjamu tamu dinyatakan oleh Abraham dengan
mengolahkan makanan terbaik untuk dihidangkan. Sebelum itu ia
membasuh kaki-kaki mereka sebagai sikap tuan rumah yang melayani
tamu terhormat (ayat 3-8).


Di tengah tradisi saling menghormati itu, para tamu pun menyatakan
berkat mereka (ayat 10). Di sini berkat itu tiada lain daripada
berkat nubuat seorang putra yang memang sudah sungguh-sungguh
dinantikan oleh pasangan Abraham dan Sara.


Ketidaksiapan Sara untuk menerima nubuat itu wajar, mengingat usia
lanjut dan pengharapan yang entah keberapa kali telah dikecewakan
(ayat 11-12). Namun, justru di tengah ketiadaan pengharapan, TUHAN
sekali lagi menuntut penyerahan total mereka berdua. Sesungguhnya
di tengah kemustahilan bagi manusia, Allah dapat menyatakan kuat
kuasa-Nya yang melampaui akal manusia (ayat 14).


Berapa kali sudah Anda merasa dikecewakan Tuhan, karena pertolongan
yang dirasakan begitu lambat? Mungkin Anda sudah berhenti
berharap, dan tidak lagi percaya akan pertolongan-Nya. Kuatkan dan
teguhkan hatimu sekali lagi, karena di saat paling lemah, di situ
kuat kuasa Tuhan beroleh kesempatan untuk dinyatakan. Pertolongan
akan segera datang. Janji akan segera digenapi.


Tekadku:
Aku akan menantikan dengan setia dan tidak putus asa sampai Tuhan
menyatakan pertolongan-Nya. Aku tahu Ia peduli kepadaku, dan tiada
yang mustahil bagi-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.