Respons iman dan ketaatan.

Kejadian 17:15-27
Minggu Paskah ke-4

Apakah tertawanya Abraham adalah tertawa ketidakpercayaan, sikap
mencemooh janji Al-lah? Ataukah sikap kebingungan akan bagaimana
mungkin dua orang uzur bisa menghasilkan keturunan (ayat 17-18)?
Yang jelas, Allah tidak menegur Abraham. Allah hanya mempertegas
bahwa garis keturunan Abraham adalah melalui Sara (ayat 19-21).


Kita boleh saja menduga Abraham di sini kurang beriman. Ada bukti kuat
di sini, yaitu Abraham menawarkan Ismael sebagai penggenap janji
Allah tersebut (ayat 18). Yang jelas, sikap Allah terhadap Abraham
tidak menjadi berubah. Allah tahu pergumulan Abraham sebagai
manusia biasa yang terus menerus berharap, namun tak kunjung
menerima. Ada saat-saat iman itu goyah. Allah mengerti kelemahan
Abraham, sebab itu Ia datang untuk menguatkan dan menghibur.


Akibat dari dorongan dan peneguhan Allah, Abraham bangkit dari
kelemahannya dan dengan taat mengumpulkan semua anggota
keluarganya untuk disunatkan. Bukan hanya seluruh anggota
keluarga, tetapi juga seisi rumah tangga Abraham (ayat 23-27).
Respons Abraham adalah iman dan ketaatan.


Allah juga mengerti kelemahan-kelemahan kita di dalam mem-percayakan
diri kepada Dia. Kadang iman kita menjadi tawar oleh karena
penantian yang tak kunjung selesai. Kita sudah mulai menyerah.
Namun, Dia cukup sabar untuk mendorong dan menguatkan kita melalui
firman-Nya, sehingga kita tetap secara aktif dapat mengerjakan
bagian kita. Puji Tuhan! Sekarang waktunya kita bangkit dan
mengerjakan panggilan kita dengan semangat, karena Allah percaya
kepada ketulusan kita untuk mempercayai Dia.


Untuk dilakukan:
Karena Allah percaya bahwa aku tetap setia pada-Nya dan percaya
kepada janji-Nya, maka aku pun harus membuktikannya dengan
perbuatanku.

Scripture Union Indonesia © 2017.