Dua pesan.

Lukas 22:31-38
Minggu Sengsara ke-6

Dalam perjamuan terakhir Yesus memberi dua buah pesan: pesan
pertama ditujukan kepada Petrus tanpa mengabaikan murid-murid
lainnya. Kata 'kamu' dalam ayat 31 ditulis dalam bentuk jamak
sehingga tidak menunjuk hanya pada Petrus tetapi juga kepada
para murid lainnya. Iblis menuntut agar Petrus dan murid-murid
lain “ditampi” seperti gandum (ayat 31). “Ditampi” artinya
dipisahkan.


Iblis merasa bila Petrus gagal, maka murid lain juga akan mengikuti
jejak Petrus. Situasi demikian disadari sepenuhnya oleh Yesus.
Bagaimana Yesus menghadapinya? Yesus berdoa. Dalam doa-Nya Yesus
tidak mendoakan agar Petrus tidak mengalami kegagalan, tetapi
Yesus justru mendoakan agar kegagalan tersebut tidak mengubah
imannya. Artinya, Petrus akan menerima pelajaran yang sangat
berharga dari kegagalannya, yaitu bahwa Petrus dimampukan untuk
mengerti tentang arti pemulihan. Pelajaran inilah yang kelak
memampukan Petrus untuk menguatkan murid-murid lain (ayat 32).


Pesan kedua diberikan kepada murid-murid lain termasuk juga Petrus
(ayat 35). Yesus mengingatkan agar mereka mempersiapkan diri
secara fisik dan rohani. Persiapan fisik dilambangkan dengan
istilah pundi-pundi, sedang persiapan rohani disimbolkan dengan
istilah pedang. Akan tetapi mereka memahaminya secara harafiah.
Tentu saja pemahaman seperti ini salah. Yesus mengkoreksi
pemahaman demikian. Yesus mengatakan perlu membeli pedang (ayat
36), tetapi kemudian mengatakan tidak perlu pedang (ayat 38).
Jelas yang dimaksud bukan pengertian secara harfiah. Yesus
menegaskan dengan bahasa metafora perlunya persiapan rohani.
Mereka perlu pedang rohani. Pedang rohani ini lebih penting dari
persiapan fisik (ayat 36).


Renungkan:
Ketika kita mengalami kegagalan, kita akan mengerti tentang arti
keberhasilan. Pahamilah bahwa gagal dengan kekuatan sendiri
membuat kita mengerti tentang arti doa yang bergantung pada
Allah.

Iblis merasa bila Petrus gagal, maka murid lain juga akan mengikuti jejak Petrus. Situasi demikian disadari sepenuhnya oleh Yesus. Bagaimana Yesus menghadapinya? Yesus berdoa. Dalam doa-Nya Yesus tidak mendoakan agar Petrus tidak mengalami kegagalan, tetapi Yesus justru mendoakan agar kegagalan tersebut tidak mengubah imannya. Artinya, Petrus akan menerima pelajaran yang sangat berharga dari kegagalannya, yaitu bahwa Petrus dimampukan untuk mengerti tentang arti pemulihan. Pelajaran inilah yang kelak memampukan Petrus untuk menguatkan murid-murid lain (ayat 32).

Pesan kedua diberikan kepada murid-murid lain termasuk juga Petrus (ayat 35). Yesus mengingatkan agar mereka mempersiapkan diri secara fisik dan rohani. Persiapan fisik dilambangkan dengan istilah pundi-pundi, sedang persiapan rohani disimbolkan dengan istilah pedang. Akan tetapi mereka memahaminya secara harafiah. Tentu saja pemahaman seperti ini salah. Yesus mengkoreksi pemahaman demikian. Yesus mengatakan perlu membeli pedang (ayat 36), tetapi kemudian mengatakan tidak perlu pedang (ayat 38). Jelas yang dimaksud bukan pengertian secara harfiah. Yesus menegaskan dengan bahasa metafora perlunya persiapan rohani. Mereka perlu pedang rohani. Pedang rohani ini lebih penting dari persiapan fisik (ayat 36).

Renungkan: Ketika kita mengalami kegagalan, kita akan mengerti tentang arti keberhasilan. Pahamilah bahwa gagal dengan kekuatan sendiri membuat kita mengerti tentang arti doa yang bergantung pada Allah.

", "http://www.su-indonesia.org/images/santapanHarian/2430-t.jpg", 520, 350)'>
Scripture Union Indonesia © 2017.