Siapa terbesar?

Lukas 22:24-30
Minggu Sengsara ke-6

Pertarungan untuk menjadi yang terbesar dalam bidang apapun
adalah masalah klasik manusia. Pemilu diselenggarakan untuk
mencari orang nomor satu dari lebih 200 juta rakyat Indonesia.
Menurut Anda, apakah keinginan untuk menjadi yang terbesar dan
nomor satu itu dapat dibenarkan? Jika dilihat dari sudut pandang
Yesus, Dia justru menginginkan bahkan mendorong para murid agar
menjadi yang terbesar dan nomor satu. Mengapa demikian?


Tuhan Yesus berada di tengah-tengah murid-murid dan melayani mereka
(ayat 27). Bahkan Yesus rela mengorbankan nyawa-Nya dalam
pelayanan kepada mereka. Dia mendemonstrasikan kepada murid-murid
bagaimana menjadi yang terbesar. Menjadi terbesar tidak
ditentukan oleh jabatan atau kedudukan. Menjadi terbesar berarti
menjadi pelayan. Dengan perkataan lain, siapa saja yang melayani
sesama seperti Yesus melayani sesama adalah orang terbesar dalam
kerajaan Allah.


Murid-murid diperintahkan untuk menjadi terbesar melalui pelayanan.
Berbeda dengan Yudas yang meninggalkan Yesus, murid-murid tetap
bersama Yesus pada saat menjelang kematian-Nya (ayat 28). Kepada
murid-murid Yesus menjanjikan bahwa mereka akan duduk bersama
dalam perjamuan dan memerintah bersama-Nya kelak (ayat 29).


Prinsip “pemimpin adalah pelayan” dapat dipergunakan ketika memilih
pemimpin. Pilihlah orang-orang yang mau melayani orang lain,
bukan melayani kepentingan diri sendiri atau golongannya saja.
Kita memilih pemimpin untuk mencari siapa yang terbesar. Ini
berarti kita memilih orang-orang yang memerintah melalui
pelayanan yang diberikannya.


Renungkan:
Jika Anda diperhadapkan dengan pilihan: ingin melayani atau
dilayani? Mana yang Anda pilih? Mengapa kita masih lebih suka
dilayani ketimbang melayani?

Scripture Union Indonesia © 2017.