Ketidakpercayaan mengakibatkan penolakan.

Lukas 4:21-30
Minggu ke-2 sesudah Natal

Krisis kepercayaan masyarakat dalam maupun luar negeri terhadap
para pemimpin dan keadaan Indonesia sekarang ini nampaknya
berkepanjangan. Masyarakat bergolak mulai dari menolak
kebijakan-kebijakan yang pemerintah buat sampai kepada menuntut
agar para pemimpin itu “lengser”. Di luar negeri, banyak
perusahaan yang ragu-ragu untuk berinvestasi karena tidak
percaya akan sistem keamanan negara kita.


Yesus pun mengalami “krisis” penolakan di Nazaret. Alasannya adalah
karena penduduk Nazaret tidak dapat percaya bahwa Yesus, yang
terdaftar sebagai penduduk kota itu, yang ayahnya seorang tukang
kayu, ternyata adalah Mesias yang dinubuatkan oleh Yesaya.
Padahal ada banyak hal yang bisa ditunjukkan untuk membuktikan
kebenaran bahwa Yesus adalah Mesias.


Yesus memaklumi penolakan ini bahkan secara sadar Yesus mengatakan
bahwa seorang nabi memang tidak pernah dihormati di tempat
asalnya. Yesus memperkuat pernyataan-Nya tersebut dengan
mengungkapkan sikap nenek moyang mereka (Israel) terhadap
nabi-nabi Allah, seperti Elia dan Elisa. Orang-orang Israel tidak
memikirkan dampak dari penolakan tersebut terhadap generasi
selanjutnya di hadapan Allah. Kabar baik yang dibawa oleh
nabi-nabi itu yang seharusnya untuk mereka dengar karena berhubungan
dengan masa depan mereka sebagai umat, akhirnya diberikan kepada
orang-orang non Yahudi, janda di Sarfat dan Naaman, orang Siria
(ayat 24-27).


Reaksi orang banyak terhadap komentar Yesus adalah kemarahan yang
hebat sehingga mereka mau membinasakan Yesus. Reaksi itu
membuktikan kata-kata Yesus benar. Penolakan terhadap misi Yesus
berakar dari ketidakpercayaan mereka.


Renungkan:
Kepercayaan kepada Yesus akan membawa kepada penerimaan dan
penyembahan yang sejati. Apakah Anda sudah percaya dan menerima
Dia dalam hidup Anda?

Scripture Union Indonesia © 2017.