Disatukan oleh Kristus.

Efesus 4:1-6
Minggu ke-22 sesudah Pentakosta

Bhinneka tunggal jika adalah asas yang dianut bangsa kita
sebagai upaya untuk mempersatukan keragaman budaya di negeri
ini. Jika negara kita disatukan oleh satu asas, apakah yang
mempersatukan orang-orang Kristen yang jumlahnya milyaran dengan
beragam karakter? Melalui tulisan ini, kita mendapatkan jawaban
menarik bahwa orang Kristen dipersatukan oleh panggilan Allah
yang dialaskan pada satu tubuh, satu pengharapan, satu Tuhan,
satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa (ayat 4-6). Semua
faktor internal dalam kehidupan orang-orang Kristen
mengimplikasikan bahwa manusia yang harkat kemanusiaannya yang
lama telah rusak, kini berada dalam pendamaian dan penyatuan di
dalam Kristus. Jelas bahwa seharusnya tidak ada perpecahan dalam
gereja karena itu bertentangan dengan panggilan Allah. Allah
memanggil kita untuk menjadi satu, dan kesatuan itu harus
dinyatakan dalam praktik hidup kita sehari-hari (ayat 1-3).
Namun, dalam kenyataannya sulit sekali mencegah terjadinya
perpecahan di dalam gereja. Sebenarnya, pemicu perpecahan
tersebut adalah ketidakseriusan kita memahami arti panggilan
Allah. Berbagai perbedaan karakter dan kepentingan dalam jemaat
tidak dilihat sebagai “kekayaan umat” yang mempersatukan tetapi
dilihat sebagai “kekayaan pribadi” yang mengancam. Paulus
mengingatkan dan mengimbau supaya setiap orang Kristen memiliki
kehidupan yang berpadanan dengan panggilan-Nya (ayat 1).
Artinya, orang Kristen harus menerapkan sikap rendah hati, lemah
lembut, sabar, serta menunjukkan kasihnya terhadap sesama dalam
menjalankan kehidupannya baik di tengah-tengah persekutuan
gereja maupun di tengah-tengah masyarakat (ayat 2). Bisa
dibayangkan betapa indahnya kehidupan seperti ini bila terjadi
di dalam gereja.


Renungkan:
Sudahkah hidup kita mencerminkan perpadanan serasi dengan
panggilan Allah sehingga Kristus terlihat nyata di dalamnya?

Scripture Union Indonesia © 2017.