Kebangkitan tubuh rohani.

1Korintus 15:35-50
Minggu ke-17 sesudah Pentakosta

Masih ada orang yang belum memahami tentang arti kebangkitan
orang mati. Persoalannya, apa substansi tubuh kebangkitan itu.
Andai saja orang mati tenggelam di laut, jatuh dari pesawat
terbang, atau terbakar api, bukankah tubuh mereka akan rusak, tak
berbentuk bahkan terpecah-pecah? Akankah tubuh mereka
dibangkitkan tidak sempurna? Mengerikan! Tetapi 'bodoh' orang
yang berandai-andai demikian.


Untuk menjawab kebingungan jemaat tentang kebangkitan, Paulus
menjelaskan bahwa kebangkitan orang mati yang adalah kebangkitan
tubuh rohaniah dari kematian tubuh alamiah, harus dipandang dari
dua sudut yang berbeda. Pertama, Paulus menjelaskan dengan
perumpamaan. Kebangkitan tubuh rohaniah diibaratkan seumpama
menabur biji, tetapi yang tumbuh adalah tubuh tanaman. Tubuh
duniawi, tubuh sorgawi, matahari, bulan, bintang-bintang
mempunyai kemuliaan masing-masing yang berbeda. Daging manusia
lain dari daging binatang. Kebangkitan orang mati ditabur dalam
kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan; ditabur dalam
kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditabur dalam kelemahan,
dibangkitkan dalam kekuatan; yang ditabur tubuh alamiah, yang
dibangkitkan tubuh rohaniah (ayat 35-44). Kedua, Paulus
menggunakan analogi. Tubuh alamiah analog dengan Adam pertama
yang berasal dari debu tanah, bersifat jasmaniah, menjadi makhluk
hidup. Tubuh rohaniah analog dengan Adam terakhir yang berasal
dari sorga: bersifat rohaniah, menjadi roh yang menghidupkan.
Kita telah memakai rupa dari yang alamiah, kita juga akan memakai
rupa dari yang sorgawi, yaitu tubuh rohaniah (ayat 45-49).


Memahami bahwa yang akan binasa, daging dan darah tidak mendapat
bagian dalam yang tidak akan binasa yaitu Kerajaan Allah (ayat
50), seyogyanya kita menjadi manusia baru di dalam Kristus
Yesus.


Renungkan:
Tak perlu takut karena meski tubuh alamiah akan mati, tetapi
tubuh sorgawi akan dibangkitkan bersama Kristus.

Untuk menjawab kebingungan jemaat tentang kebangkitan, Paulus menjelaskan bahwa kebangkitan orang mati yang adalah kebangkitan tubuh rohaniah dari kematian tubuh alamiah, harus dipandang dari dua sudut yang berbeda. Pertama, Paulus menjelaskan dengan perumpamaan. Kebangkitan tubuh rohaniah diibaratkan seumpama menabur biji, tetapi yang tumbuh adalah tubuh tanaman. Tubuh duniawi, tubuh sorgawi, matahari, bulan, bintang-bintang mempunyai kemuliaan masing-masing yang berbeda. Daging manusia lain dari daging binatang. Kebangkitan orang mati ditabur dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan; ditabur dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditabur dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan; yang ditabur tubuh alamiah, yang dibangkitkan tubuh rohaniah (ayat 35-44). Kedua, Paulus menggunakan analogi. Tubuh alamiah analog dengan Adam pertama yang berasal dari debu tanah, bersifat jasmaniah, menjadi makhluk hidup. Tubuh rohaniah analog dengan Adam terakhir yang berasal dari sorga: bersifat rohaniah, menjadi roh yang menghidupkan. Kita telah memakai rupa dari yang alamiah, kita juga akan memakai rupa dari yang sorgawi, yaitu tubuh rohaniah (ayat 45-49).

Memahami bahwa yang akan binasa, daging dan darah tidak mendapat bagian dalam yang tidak akan binasa yaitu Kerajaan Allah (ayat 50), seyogyanya kita menjadi manusia baru di dalam Kristus Yesus.

Renungkan: Tak perlu takut karena meski tubuh alamiah akan mati, tetapi tubuh sorgawi akan dibangkitkan bersama Kristus.

", "http://www.su-indonesia.org/images/santapanHarian/2248-t.jpg", 520, 350)'>
Scripture Union Indonesia © 2017.