Pengharapan yang akan datang.

1Korintus 15:12-19
Minggu ke-17 sesudah Pentakosta

Perbedaan pandangan tentang kebangkitan orang mati dalam
masyarakat pluralis di Korintus bisa saja mempengaruhi lunturnya
iman percaya jemaat Tuhan. Namun, Paulus jeli dalam
mengantisipasi masuknya pandangan yang tidak sesuai dengan iman
Kristen ke dalam kehidupan jemaat. Paulus menegaskan penolakannya
terhadap dua pandangan yang berbeda. Jemaat harus menyimak dengan
saksama, jika tidak ingin menjadi orang yang paling malang dari
segala manusia (ayat 19).


Pertama, Paulus menolak pandangan orang Saduki dan orang Yahudi yang
sangat dipengaruhi konsep Yunani bahwa tidak ada kebangkitan
orang mati. Jemaat Korintus pun seharusnya menolak pandangan itu.
Dengan gaya retoris, Paulus berargumen bagaimana mungkin ada di
antara jemaat yang mengatakan tidak ada kebangkitan orang mati
(ayat 12). Pertanyaan Paulus jelas mendorong mereka untuk
menerima kebangkitan orang-orang percaya karena mereka sudah
setuju dengan Paulus bahwa Yesus telah dibangkitkan (ayat 12-16).


Kedua, Paulus menolak pandangan Yunani tentang imortalitas jiwa tanpa
kebangkitan tubuh, sebagaimana orang Farisi. Kebangkitan Kristus
tidak hanya mencakup aspek kehidupan iman percaya masa kini
tetapi juga pengharapan akan kehidupan masa yang akan datang;
pada kehidupan yang akan datang kita akan dibangkitkan bersama
Kristus dengan tubuh sorgawi (ayat 18-19; bdk. 15:35-49; Dan.
12:2). Jemaat Korintus seharusnya tidak hanya dalam hidup ini
saja menaruh pengharapan pada Kristus (ayat 19).


Pandangan-pandangan yang bertentangan dengan kebangkitan Yesus patut
ditolak demi menjamin kepercayaan yang tidak sia-sia, hidup dalam
pengampunan dosa dan hidup dalam pengharapan yang akan datang.


Renungkan:
Iman yang berlandaskan pada kebangkitan Yesus menjamin
pengharapan akan kehidupan yang akan datang.

Scripture Union Indonesia © 2017.