Ketika Daud vs. Goliat masih Daud vs. Goliat.

1Samuel 17:1-27
Minggu ke-9 sesudah Pentakosta

Maksudnya, ketika Daud vs. Goliat masih berarti remaja gembala
ingusan Israel tanpa pengalaman tempur sama sekali, hanya
sesekali mengantar ransum roti dan keju (ayat 17-19) kepada
kakak-kakaknya yang serdadu, versus Goliat, tinggi: 288 cm,
pekerjaan: serdadu dan pendekar profesional TNKF (Tentara
Nasional Konfederasi Filistin). Lupakan dulu cerita sekolah
minggu yang penuh kejayaan Daud itu. Hayati nas hingga Anda
gentar, segentar jika Anda berhadapan langsung dengan tank
raksasa Amerika bila Anda serdadu Irak. Narasi dari 1-25
berturut-turut memberikan gambaran seperti apakah Goliat (ayat 1-
11) dan Daud (ayat 12-25) agar para pembaca dapat berhitung: apa
mungkin Daud mengalahkan Goliat? Kemungkinan ini terabaikan oleh
Israel dan Saul, karena mereka sangat takut; takut kepada Goliat
dan takut diperhamba (ayat 8-11).


Respons Israel sebenarnya adalah respons yang sebenarnya rasional dan
manusiawi berdasarkan apa yang mereka ketahui di atas. Sayang ada
satu hal yang tidak mereka ingat: Allah. Ketakutan dan kecemasan
mereka yang amat sangat (ayat 11, 27) membuktikan bahwa Israel
lebih "percaya" kepada mata tombak seberat 60-an kg dan badan
raksasa ketimbang kuasa Allah. Sayang juga bahwa yang
mengingatkan mereka justru adalah seorang remaja gembala bernama
Daud. Daudlah yang pertama kali menyadari kebenaran ini; ketika
Goliat mencemooh orang Israel, ia sebenarnya mencemooh Allah
Israel (bdk. 25 dan 26). Tidak hanya sadar, Daud pun juga
dipenuhi keyakinan bahwa Goliat tidak ada apa-apanya bila
dibandingkan dengan Allah (ayat 26, "siapakah..."). Iman Daud
(bdk. Ibr. 11:32) menjadikannya contoh nyata kedahsyatan kuasa
Allah yang memakai orang yang percaya kepada-Nya.


Renungkan:
Ingat selalu akan Allah, bahkan ketika keadaan menjadi sulit dan
kelihatannya tidak mungkin bagi kita untuk bersikap sebagai umat-
Nya! Kekuatan kita adalah Allah sendiri (Mzm. 46:2).

Scripture Union Indonesia © 2017.