Wahyu 7
Minggu Ke-23 sesudah Pentakosta


Allah memberikan jaminan.

Sebelum meterai ketujuh dibuka, suatu sisipan penglihatan
dibentangkan. Disebut sisipan, karena sangat mungkin itu
merupakan kontras bagi apa yang dialami oleh mereka yang
memusuhi Kristus dan para pengikut setia-Nya. Sementara bagi
para penganiaya, kengerian murka Anak Dombalah yang bakal mereka
terima. Pasal 7 ini menerangkan tentang kedudukan orang Kristen
selama pelaksanaan penghakiman. Penglihatan Yohanes yang penuh
penghiburan mengenai gereja ini merupakan penglihatan yang
disisipkan di antara penglihatan-penglihatan tentang hukuman
Allah. Pertama, orang Kristen, umat Allah, tetap akan mengalami
berbagai penderitaan, namun persekutuan umat dengan Kristus yang
terjalin dalam iman menjadi jaminan keselamatan kekal mereka.
Kedua, Allah mengenal siapa umat-Nya. Pengenalan inilah yang
membuat Allah memberikan perlindungan kepada umat-Nya (ayat 2-3;
bdk. Ef. 1:13; 2Ptr. 2:9).


Dalam pasal ini kita juga membaca tentang 144.000 orang berjubah
putih. Mengenai siapa mereka masih menimbulkan perbedaan
pendapat. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ke-12
suku bukanlah sebutan untuk keturunan Israel yang sebenarnya,
melainkan untuk seluruh gereja Kristen. Ada juga yang
berpendapat bahwa yang dimaksud dengan 144.000 orang itu adalah
orang-orang dari keturunan Yahudi. Penting untuk kita
ketahui—terlepas dari perbedaan pendapat tersebut—bahwa 144.000
orang itu terdiri dari suatu kumpulan besar orang dari segala
bangsa, suku, kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta Anak
Domba Allah. Mereka adalah Israel sejati, semua umat Tuhan yang
hidup di zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang telah
ditebus Kristus dengan darah-Nya sendiri. Semua yang telah
diselamatkan-Nya adalah hamba-hamba-Nya yang mengabdikan segenap
hidup untuk melayani Dia. Darah Kristus bukan saja telah
meluputkan umat-Nya dari dosa tetapi juga menjaga mereka tetap
kudus saat umat-Nya harus melalui ancaman dunia ini.


Renungkan:

Sebagaimana kita kelak di surga akan cemerlang dalam hadirat-
Nya, kini di bumi kita patut hidup dalam terang.

Scripture Union Indonesia © 2017.