Walau tahu bahwa pemimpin Yahudi dan kroni-kroninya merencanakan
pembunuhan terhadap diri-Nya, Yesus tetap kembali ke Yerusalem
enam hari sebelum hari Paskah. Sebelum sampai di Yerusalem, Ia
singgah dahulu di rumah sahabat-sahabat-Nya di Betania, kakak
beradik Lazarus, Maria dan Marta. Pesta yang diselenggarakan di
Betania (ayat 2) adalah pesta ucapan syukur atas kebangkitan
Lazarus dari kematian. Kota Betania dan nama Lazarus ditegaskan
sampai dua kali. Hal ini menegaskan bahwa penampilan Lazarus dan
peristiwa spektakuler itu sungguh menggemparkan kota Betania.
Marta seperti biasa sangat bersemangat untuk mempersiapkan segala
sesuatunya supaya pesta itu terlaksana dengan baik. Dua tokoh
yang menjadi pusat perhatian adalah Maria dan Yudas. Kontras di
antara keduanya sangat menonjol. Bertentangan dengan peraturan
orang Yahudi, Maria duduk di kaki Yesus. Itu menandakan bahwa ia
memposisikan dirinya sebagai murid Yesus dan Yesus menerimanya.
Lalu Maria mengungkapkan kasihnya kepada Yesus melalui
persembahan minyak yang mahal yang dipakainya untuk mengurapi
kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Sungguh suatu tanda
syukur dan pengagungan kepada Yesus. Perbuatannya itu disebut
Yohanes sebagai pengurapan, diartikan oleh Yesus sebagai
persiapan bagi penguburan-Nya. Mungkin sekali Maria sendiri tidak
menyadari bahwa perbuatannya itu diartikan Yesus sebagai
persiapan penguburan-Nya.
Tokoh kedua adalah Yudas. Yudas memandang bahwa pengurapan minyak
wangi yang mahal merupakan pemborosan (ayat 5). Yudas
sesungguhnya selama ini tidak pernah peduli terhadap orang-orang
miskin. Kali ini ia ingin seolah-olah menunjukkan simpatinya
terhadap orang-orang miskin. Ia mengritik perbuatan Maria.
Tetapi, sebagaimana sikap dan tindakan Kayafas dan Maria
mengungkapkan motif mereka yang sesungguhnya, reaksi Yudas ini
pun membongkar keserakahan dan kepentingannya sendiri. Yudas
sering mencuri uang kas yang dipegangnya (ayat 6). Ini membuat
semakin nyata betapa besar pengorbanan kasih Maria.
Renungkan: Iman sejati betapa pun kecilnya akan terungkap dalam perbuatan
kasih. Adakah pengorbanan kita terhadap Yesus yang terlalu besar?