Kematian Saul yang tragis.

1Tawarikh 9:35-10:14
Minggu Epifania 3

Bagian pertama dari bacaan ini (ayat 9:35-44) sama isinya dengan
8:29-38, tetapi tujuan penulisannya berbeda. Pasal 8 menekankan
tempat tinggal dari tiga puak (keluarga besar) keturunan Benyamin,
sedangkan di sini silsilah Saul merupakan pengantar kisah
kematiannya sebagai raja Israel (pasal 10).


Kematian Saul dan ketiga anaknya yang sangat tragis dikisahkan dengan
sangat mencekam. Kekalahan total dialami Saul: orang (tentara)
Israel melarikan diri dan banyak yang mati terbunuh (ayat 1); Saul
sendiri, serta seluruh keluarganya, juga mati (ayat 6); sesudah
itu seluruh orang Israel melarikan diri (ayat 7). Semua kehormatan
yang diterima Saul sebagai raja hilang lenyap dalam kekalahan dan
kematiannya, terlebih lagi dalam perlakuan orang Filistin terhadap
mayatnya (ayat 8-10).


Kepemimpinan Saul sebagai raja berakhir karena ketidaksetiaannya
terhadap Tuhan (ayat 13-14). Meminta petunjuk dari arwah adalah
salah satu perbuatan Saul yang merupakan kekejian bagi Tuhan (Im.
19:31; 20:6; Ul. 18:9-11). Pada awalnya, Tuhan hendak mengokohkan
kerajaan Saul untuk selama-lamanya (ayat 1Sam. 13:13). Tetapi,
karena ia tidak setia terhadap firman Tuhan maka ia telah ditolak
sebagai raja atas Israel (ayat 1 Sam. 15:26).


Dalam konteks Israel pascapembuangan, tema "hukuman (retribusi) ilahi
atas ketidaksetiaan umat" terdengar jelas dalam kitab Tawarikh.
Penulisan sejarah masa lalu Israel dalam konteks ini dimaksudkan
sebagai peringatan agar sejarah yang pahit itu tidak terulang
kembali. Syukurlah, bagi Tuhan hukuman bukanlah kata akhir.
Penulis Tawarikh juga memberitakan anugerah Allah yang melampaui
hukuman yang paling keras sekalipun, dan yang diperoleh melalui
pertobatan (bdk. 2Taw. 12:6-12; 15:4; 30:6-9; 32:26; 33:12-14).
Umat Tuhan, senantiasa dipanggil untuk hidup dalam ketaatan dan
kesetiaan terhadap firman-Nya. Kegagalan mereka bukan berarti
gagalnya rencana keselamatan Tuhan bagi dunia ini. Tuhan
mengangkat seorang pemimpin baru. Melalui Daud, Ia menjanjikan
suatu kerajaan yang kekal, yang digenapi di dalam Yesus Kristus.


Renungkan: Kita sering tidak setia kepada Tuhan. Tetapi, marilah kita
bertindak seturut dengan I Yohanes 1:9.

Scripture Union Indonesia © 2017.