Kembali ke Yerusalem.

1Tawarikh 9:1-34
Minggu Epifania 3

Perikop ini terdiri dari dua bagian: ayat 1 merupakan penutup dari
pasal 1-8, sedangkan ayat 2-34 mendaftarkan orang-orang Israel
yang kembali dari pembuangan di Babel, khususnya mereka yang
menetap di Yerusalem. Ayat 1b sekali lagi menggarisbawai kondisi
Israel sebagai akibat dari ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan
(ayat 1Taw. 2:7; 5:25).


Penekanan pada "seluruh orang Israel" (ayat 1a) berkaitan dengan ayat
3, yang menyebutkan "bani Yehuda, Benyamin, Efraim, dan Manasye."
Ketika kerajaan Israel terpecah dua setelah Salomo wafat (ayat
1Raj. 11), suku Yehuda dan Benyamin termasukkerajaan Yehuda di
Selatan, sedangkan Efraim dan Manasye termasuk sepuluh suku dari
kerajaan Israel di Utara. Dengan menyebutkan keempat suku ini
bersama-sama, mewakili seluruh Israel, penulis Tawarikh menekankan
pentingnya keutuhan Israel sebagai satu bangsa. Komunitas
pascapembuangan harus menjadi satu umat pilihan Allah yang
beribadah kepada-Nya dalam bait-Nya di Yerusalem.


Selanjutnya, fokus penulis Tawarikh adalah kepada mereka yang diam di
Yerusalem. Selain rakyat awam keturunan Yehuda dan Benyamin (ayat
3-9), dirinci nama kepala-kepala keluarga para imam (ayat 10-13),
orang Lewi (ayat 14-16), dan para penunggu pintu gerbang di Bait
Allah (ayat 17-34). Enam kepala keluarga para imam yang disebutkan
termasuk dalam rombongan yang pertama kembali dari Babel (Ezr.
2:36-39; Neh. 7:39-42). Azarya (ayat 11), keturunan Zadok dan
"pemuka rumah Allah", bisa dipastikan adalah imam besar. Dari
antara orang Lewi yang disebutkan namanya adalah keturunan Asaf
(ayat 15) dan Yedutun (ayat 16). Dapat dipastikan mereka adalah
para penyanyi di Bait Allah (bdk. Neh. 11). Para penunggu pintu
gerbang adalah orang Lewi juga. Sebagian dari mereka juga memegang
tugas logistik (ayat 26-30), mengolah roti (ayat 31-32), dan
menjadi penyanyi (ayat 33)


Jelas di sini focus utama penulis adalah ibadah kepada Allah sebagai
bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat Allah. Ibadah tersebut
telah dicemarkan dan dinajiskan sebelum pembuangan. Kini umat
Allah harus berjalan dalam ketaatan kepada-Nya.


Renungkan: Ibadah kepada Allah hendaknya menjadi bagian yang menyatu dalam
kehidupan pengikut Kristus (Kol. 3:12-17)

Scripture Union Indonesia © 2017.