Pembagian wilayah dalam negeri.

Yehezkiel 48:1-22
Minggu Advent 1

Pasal 48:1-29 menguraikan pembagian negeri perjanjian di
antara dua belas suku Israel. Suku Lewi tidak mendapatkan
bagian tanah, sesuai perintah Tuhan (ayat 44:28; Bil. 18:20).
Untuk mempertahankan jumlah dua belas, suku Yusuf diwakili
oleh dua putranya, Efraim dan Manasye, yang masing-masing
mendapatkan wilayah tersendiri (ayat 47:13; 48:4,5). Tiap
suku memperoleh suatu wilayah horizontal, dengan perbatasan
timur dan barat yang sama (ayat 1-7; 23-29). Urutannya, dari
utara ke selatan, mengikuti tradisi berdasarkan status ibu
mereka (bdk. Kej. 35:23; Bil. 2-3). Suku-suku di ujung utara
dan selatan (Dan, Asyer, Naftali, Gad), yang paling jauh dari
wilayah kudus, adalah anak-anak Bilha dan Zilpa, pelayan-
pelayan Rahel dan Lea. Delapan suku keturunan Lea dan Rahel
ditempatkan lebih dekat ke wilayah kudus, empat di utara dan
empat di selatan. Suku Yehuda berbatasan dengan wilayah kudus
di sebelah utara dan Benyamin di selatan (ayat 8, 22).
Pembagian ini merupakan langkah kongkret untuk menyatukan
kembali seluruh suku Israel.


Wilayah dua belas suku Israel dibagi dua oleh wilayah
"persembahan khusus" (bahasa Ibrani teruma; 8-22; bdk. 45:1-
8). Teruma mencakup wilayah kudus (Bait Suci, wilayah imam,
wilayah orang Lewi, 10-14) dan wilayah tidak kudus (wilayah
kota, wilayah raja, 15-22). "Tidak kudus" (ayat 15) berarti
wilayah itu terbuka bagi semua orang, untuk seluruh kaum
Israel (ayat 45:6). Wilayah kota dikelilingi oleh tanah
lapang (ayat 17), yang akan digunakan sebagai tempat tinggal
dan tanah pertanian bagi para pendatang, yang menetap
sementara di sana untuk berbakti di Bait Suci. Sisa tanah di
timur dan barat kota (ayat 18, 19) menjadi sumber nafkah para
pekerja kota, yang berasal dari seluruh suku Israel. Ini
berarti bahwa tidak ada suku yang lebih diistimewakan. Setiap
orang mempunyai akses yang sama ke Bait Suci.


Renungkan:

Pembagian wilayah yang sangat rinci ini memperlihatkan
bagaimana Allah mengatur kehidupan umat-Nya sedemikian rupa
agar mereka menikmati kesejahteraan sejati dalam persekutuan
dengan Dia. Harapan ini terwujud dalam Kerajaan Allah yang
dibawa Kristus ke dalam dunia.

Scripture Union Indonesia © 2017.