Pelaksanaan ibadah: Peranan raja.

Yehezkiel 46
Minggu Ke-25 sesudah Pentakosta

Perayaan hari Sabat dan bulan baru ditandai dengan dibukanya
pintu gerbang timur (bdk. 44:1-2). Pada hari-hari tersebut,
raja dan rakyat akan sujud menyembah Tuhan di tempat itu.
Pada hari-hari lain, pintu ini harus selalu ditutup.
Peraturan yang ketat ini dimaksudkan untuk menjaga agar
kekudusan Bait Suci jangan dilanggar (ayat 44:5). Motif
kekudusan juga tampil dalam ketentuan mengenai tempat memasak
kurban-kurban, yang harus dilakukan di dalam wilayah kudus
(ayat 19-24). Karena kurban persembahan bersifat kudus, imam
tidak boleh membawanya keluar dari wilayah tersebut karena
sentuhan dengan benda-benda kudus akan menguduskan orang yang
tersentuh (ayat 20).


Di dalam ibadah Bait Suci yang baru, raja mendapatkan peranan
tertentu di samping para imam dan orang Lewi. Ia mendapatkan
posisi kehormatan (ayat 44:3; 46:3). Ia bertugas mengumpulkan
persembahan umat, kemudian mengatur penggunaannya dalam
upacara-upacara, di samping mempersembahkan dari miliknya
sendiri (ayat 45:16, 17, 22-25; 46:4-7, 13-14). Sekalipun
demikian, di hadapan Allah ia tetap diidentifikasikan dengan
umat dan bukan dengan para imam. Ia mewakili baik dirinya
sendiri maupun seluruh umat dalam mempersembahkan kurban
penghapus dosa (ayat 45:22). Pada hari Sabat, ia sujud
menyembah Allah di ambang pintu gerbang timur, diikuti oleh
umat (ayat 2, 3). Ia keluar-masuk Bait Suci bersama umat
(ayat 8-10).


Peraturan ini menegaskan solidaritas raja dengan seluruh umat
sebagai manusia berdosa. Baik raja maupun umat tidak boleh
masuk ke tempat kudus. Hanya mereka yang ditetapkan Allah
boleh menghampiri Dia, yang bertakhta dalam kemuliaan di
dalam bait-Nya. Ayat 13-14 merupakan kunci dari pasal ini:
setiap hari harus dipersembahkan kurban-kurban bagi
pengampunan dan pembasuhan manusia dari dosa agar dapat
diterima di hadirat Allah. Namun, oleh pengurbanan Kristus,
semuanya ini telah berlalu (Ibr. 10:1-10).


Renungkan:

Melalui penglihatan Yehezkiel, para pemimpin Kristen
diingatkan akan tanggung jawab rohani dan sosial mereka
menjunjung kekudusan Allah.

Scripture Union Indonesia © 2017.