Tujuan kedatangan-Nya ialah pendamaian.

Kolose 1:19-20
Minggu Ke-4 sesudah Pentakosta

Mengapa kita harus diperdamaikan dengan Allah? Apakah kita
bermusuhan dengan Allah? Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul
karena kita sungguh menyadari bahwa dosalah yang menjadikan
manusia musuh Allah. Namun Allah memprakarsai pendamaian diri-Nya
itu karena manusia tidak sanggup dan tidak dapat mendamaikan
dirinya sendiri dengan Allah.


Melalui perikop ini Paulus menegaskan bahwa tujuan kedatangan
Yesus Kristus adalah untuk memulihkan keretakan dan menjembatani
jurang antara Allah dan manusia. Dan perantara pendamaian Allah
dengan manusia adalah darah salib Kristus. Kematian Yesus Kristus
di kayu salib membuktikan bahwa pendamaian Allah melalui Yesus
Kristus bukan saja ditawarkan kepada semua manusia, melainkan juga
kepada seluruh ciptaan, yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa.
Paulus ingin mengatakan bahwa di dalam alam semesta ini yang
ditebus bukan saja manusia, melainkan juga segala sesuatu. Dengan
kata lain, Paulus menyatakan bahwa dunia tidak jahat. Dunia adalah
milik Allah yang ikut ambil bagian di dalam misi pendamaian
seluruh alam semesta. Penjelasan Paulus ini juga merupakan
serangan balik kepada kaum Gnostik yang memandang dunia sebagai
sesuatu yang jahat dan tidak dapat diperbaiki.


Kita dapat memetik beberapa pengajaran tentang kasih Allah
terhadap dunia yaitu bahwa prakarsa Allah mendamaikan manusia
dengan diri-Nya sendiri di dalam Yesus Kristus, melalui kematian
Kristus, membuktikan bahwa kasih-Nya tiada terbatas dan bahwa
pendamaian itu berlaku untuk seluruh alam semesta. Pendamaian itu
sempurna, tidak ada yang kurang, karena dilakukan oleh Yesus
Kristus sendiri yang menerima segala kepenuhan Allah, berarti
Dialah Allah sendiri.


Renungkan:
Prakarsa Allah mendamaikan diri-Nya dengan manusia menunjukkan
bahwa tidak ada jarak yang tidak dapat dijembatani dan yang tidak
dapat ditempuh oleh kasih Allah, karena Dia sendiri yang menjadi
Pendamai manusia dengan Allah. Betapa bersyukurnya kita yang telah
diperdamaikan dengan Allah di dalam diri Yesus Kristus yang telah
mati dan bangkit mengalahkan maut. Hai Kristen yang telah
diperdamaikan, apakah makna perdamaian itu telah mengubah pola
pikir, pola kata, pola pelayanan, dan pola hidup Anda?

Scripture Union Indonesia © 2017.