Sebuah `tekad+' dalam millenium baru (ayat 2).

Matius 5:8-12
Minggu ke-1 sesudah Natal

Ucapan
Bahagia yang sarat dengan kebenaran memang dibagi
2 untuk renungan awal millenium ini, sebab Ucapan
Bahagia ini harus kita renungkan secara mendalam
agar menjadi landasan, penentu arah, dan warna
kehidupan kita. Ucapan Bahagia ini bukanlah
alternatif etika namun keharusan, karena yang
keluar dari mulut Yesus adalah wahyu khusus Allah.
Apa tekad+ Kristen selanjutnya?


Kristen harus bertekad mempunyai hati yang suci,
artinya mempunyai kemurnian moral secara lahir
maupun batin dengan ukuran kebenaran Allah (ayat
8). Kemurnian ini bukan sesuatu yang kita miliki
dari lahir namun harus dimulai dari kehendak kita
untuk murni, sehingga kita berusaha dan berjuang
untuk hidup murni. Dimana pun Kristen berada, ia
harus menjadi juru damai seperti Yesus (ayat 9),
dalam segala bidang kehidupan baik itu dalam rumah
tangga, gereja, masyarakat, kantor, bahkan jika
ada kesempatan menjadi juru damai dalam
perselisihan antar partai politik atau elite
politik yang saling berebut kursi kekuasaan.


Bukan suatu kebetulan jika setelah berbicara tentang
juru damai, Yesus melanjutkan dengan penganiayaan,
sebab dunia mencintai kebencian dan prasangka
buruk, sehingga pembawa damai adalah musuhnya
(ayat 10). Oposisi, tantangan, dan penganiayaan
adalah konsekuensi wajar bagi pengikut Kristus.
Yesus menekankan hal ini dengan mengganti kata
'orang' dengan 'kamu' (ayat 11-12) dan juga
mengganti kata 'karena kebenaran' (ayat 10) dengan
'karena Aku' (ayat 11). Namun Kristen harus
bergembira dan bersukacita bukan hanya karena
upahnya besar di surga, namun karena telah
dilayakkan menjadi serupa dengan Dia dalam
penderitaan-Nya dan penganiayaan oleh dunia yang
membuktikan bahwa kita berada di pihak Allah (ayat
12).


Masyarakat Indonesia membutuhkan contoh kehidupan
manusia yang bermoral tinggi dan tetap bertahan,
walaupun harus mengalami penganiayaan. Di sinilah
peran Kristen dibutuhkan. Selain itu masyarakat
yang lapar dan 'telanjang', mudah sekali
diprovokasi, maka membutuhkan siraman air sejuk
yang dapat menenangkan emosi mereka. Di tempat
inilah peran Kristen sebagai juru damai sangat
dibutuhkan dan dinantikan.


Renungkan: Mulai dari lingkup terkecil kita dapat
berperan maksimal: dalam keluarga, sekolah,
kantor, gereja, dan masyarakat.

Scripture Union Indonesia © 2017.