Membela yang lemah.

1 Samuel 11

Orang yang tidak takut Allah cenderung menindas yang lebih lemah. Orang-orang Yabesy-Gilead ditekan oleh musuh mereka, orang Amon (ayat 2). Mereka dipaksa membuat perjanjian yang sifatnya sangat kejam. Ketika Saul mendengar berita buruk itu, hatinya tersentuh. Saul tampil bukan dengan motivasi mendapatkan dukungan politik orang-orang Yabesy-Gilead, tetapi semata-mata untuk membela yang lemah dan tertindas.



Kebesaran jiwa pemimpin. Saul mengerahkan semua umat Tuhan untuk membela sesamanya dari penindasan. Namun ada pihak yang meragukan kepemimpinan Saul. Masakan Saul menjadi raja? (ayat 12). Saul tidak terpengaruh sikap negatif itu. Akhirnya ia dan pasukannya menang atas orang Amon. Kemenangan tidak membuat Saul lupa diri. Anjuran agar musuh-musuhnya dihabisi, ditolak Saul. Raja baru itu mengerti bahwa kekuasaannya harus dijalankan di dalam kehendak dan pimpinan Tuhan sendiri. Dengan berbuat demikian, ia memuliakan Allah, Raja atas segala raja.



Renungkan: Ikuti teladan Kristus, keberhasilan adalah karunia Allah bukan hasil perjuangan kita semata. Sikap ini akan membuat kita tetap hamba Allah, bukan budak kuasa.



Doa: Tanamkan sikap syukur dalam lubuk hatiku, Tuhan.

Scripture Union Indonesia © 2017.