Nilai identitas dan panggilan hidup manusia.

2Raja-raja 15:1-7
Minggu Paskah 7

Pernahkah Anda membayangkan jika tiba-tiba hidup Anda menjadi
tidak berguna bagi siapa pun, sebab Anda tidak mempunyai ruang
gerak, akses, dan kontak dengan dunia luar. Anda hanya hidup
untuk dan dengan diri Anda sendiri. Padahal Anda mempunyai
kemampuan, kekayaan, dan kedudukan. Bila hanya untuk beberapa
hari mungkin kita akan menikmatinya. Namun jika berlangsung untuk
waktu yang lama hingga kematian menjemput, betapa tragisnya hidup
Anda.


Kehidupan demikianlah yang dijalani Azarya.
Ia memerintah di Yehuda selama 52 tahun. Namun nampaknya di
tengah perjalanan pemerintahannya, ia harus masuk ke tempat
pengasingan karena tulah kusta dari Allah. Sehingga anaknya Yoram
ditunjuk sebagai kepala istana dan menjalankan pemerintah atas
Yehuda. Suatu keadaan yang sangat tragis. Azarya yang masih
mempunyai identitas diri dan panggilan hidup sebagai raja Yehuda,
tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dan menunaikan panggilan
hidupnya. Secara kejiwaan Azarya pasti mengalami tekanan dan
kontradiksi sebab ketidakmampuannya untuk berkiprah di dalam
pemerintahan bukan disebabkan karena ia tidak mempunyai kemampuan
atau kepiawaian. Namun norma dan tatanan masyarakat yang
membatasi, yang membelenggu, bahkan yang mengamputasi seluruh hak
untuk mengaktualisasi diri, untuk berkarya, dan untuk memberikan
kontribusi kepada masyarakat umat pilihan Allah.


Apa dosa Azarya sehingga ia harus kena tulah dan menanggung
konsekuensi yang sedemikian berat? Dalam 2Taw. 26:16-23
dikisahkan bahwa ia kena tulah kusta karena ia berdosa dalam hal
merampas hak para imam. Dengan bertindak demikian ia telah
mengintervensi dan membatalkan ketetapan Allah. Ia membuat para
imam menjadi tidak berguna dan kehilangan identitas serta
panggilan hidupnya.


Renungkan:
Dalam dunia moralitas yang ditetapkan Allah, siapa yang
bersalah pasti dihukum. Tidak peduli apakah dia raja, nabi,
rakyat biasa, maupun pejabat. Hukuman yang diberikan pun bukan
berdasarkan amarah atau kebencian, tetapi bersifat mendidik.
Selama dalam pengasingan, Azarya pasti menyadari dan menyesali
dosa-dosanya. Sebab ia sendiri merasakan bagaimana rasanya
menjadi orang yang tidak berguna karena hak, identitas, dan
panggilan hidupnya dirampas.

Scripture Union Indonesia © 2017.