Iman modal utama Kristen.

Ibrani 11:16
Minggu Paskah 2

Bagi masyarakat umum, iman nampak sebagai sesuatu yang tidak
nyata atau suatu khayalan yang tidak dapat dibuktikan. Tapi
firman Tuhan menyatakan bahwa iman adalah sesuatu yang nyata.
Inilah kebenaran kristen yang hakiki. Bagi Kristen, iman adalah
pengharapan yang pasti sehingga apa yang tidak dapat kita lihat
bisa kita katakan 'lebih teguh dan nyata' dibandingkan seluruh
ciptaan yang ada. Mengapa demikian? Sebab akar dari iman yang
demikian adalah suatu keyakinan bahwa seluruh alam semesta ini
diciptakan dan dipelihara oleh Allah. Karena itu Allah melebihi
segala sesuatu yang dapat kita raba, kita pegang, kita lihat, dan
kita rasa. Allah lebih nyata dari semua itu karena Ia adalah
Sumber dari keberadaan semua yang ada di alam semesta ini. Orang
percaya zaman purba yang dimulai dari Habel hingga Abraham dan
Sarah dituntut untuk mempunyai iman yang demikian. Karena iman
Habel, ia harus mengalami kematian yang tragis yaitu dibunuh oleh
kakaknya sendiri. Walaupun dia sudah mati menurut dunia, namun
karena iman ia masih berbicara sesudah ia mati. Dengan kata lain,
iman Habel telah membawa dia kepada kehidupan kekal.


Karena iman, Henokh mempunyai kehidupan yang berkenan dan dekat
kepada Allah. Sebab tidak mungkin orang dapat menghampiri Allah
tanpa iman. Karena iman, Nuh menyaksikan karya Allah yang
menyatakan penghukuman dan anugerah Allah pada saat yang sama.
Karena iman, Abraham berani melangkah menuju negeri yang belum
pernah dikenal. Karena iman pula, maka para nenek moyang bangsa
Israel menganggap bahwa mereka hanyalah pendatang dan orang asing
di bumi, karena itu mereka merindukan tanah air yang lebih baik
yaitu sorgawi.


Renungkan:
Ketika kita memahami bahwa Allah adalah sebuah realita yang
mutlak dan bertindak berdasarkan keyakinan ini, maka kita
mempunyai iman yang akan membuat hidup kita berbeda dan
memampukan kita memperoleh kemenangan. Iman itu akan membawa kita
kepada keselamatan kekal, kepada kehidupan yang berkenan kepada
Allah, kepada keberanian untuk tetap melangkah meskipun masa
depan tidak menentu, kepada pemahaman bahwa apa pun yang kita
miliki tidak akan memuaskan kebutuhan kita yang paling dalam.
Inilah kekuatan dinamika dari sebuah iman. Masa depan Anda adalah
kenyataan Anda.

Scripture Union Indonesia © 2017.