Pengakuan iman dan identitas diri. Setiap hari Minggu,

Lukas 9:22-27
Minggu Sengsara I

Kristen di seluruh dunia mengikrarkan Pengakuan Iman Rasuli.
Namun berapa banyakkah yang menyadari bahwa di dalam setiap
pengakuan iman yang diucapkan terkandung di dalamnya pernyataan
identitas diri mereka. Pengakuan iman tidak bisa dilepaskan dari
identitas diri. Pengakuan para murid bahwa Yesus adalah Mesias
(9:20-21) merupakan puncak pengalaman mereka bersama Yesus,
karena merupakan awal dari kehidupan iman para murid dengan
identitas baru. Setelah melarang memberitahukan kepada
orang lain tentang identitas-Nya, Yesus menyatakan rentetan
peristiwa yang harus Ia derita hingga kebangkitan-Nya.


Berdasarkan pemahaman ini, setiap murid harus menjauhkan setiap
pemahaman bahwa menjadi murid-Nya akan terlepas dari setiap
tantangan dan penderitaan. Justru sebaliknya, Yesus mengingatkan
bahwa setiap pengikut-Nya harus menyangkal diri, memikul salib
setiap hari, mengalami penderitaan, mengalami malu dan
penghinaan karena Dia. Ini berarti bahwa setiap murid-Nya harus
seperti Yesus yang mengalami berbagai penderitaan karena
kesetiaannya kepada kehendak-Nya, walau sering kali bertentangan
dengan keinginan pribadi kita masing-masing.


Ini seakan-akan merupakan anti-klimaks dari pengakuan para
murid yang menakutkan dan menyebabkan para murid gentar. Oleh
karena itu Yesus merasa perlu menguatkan iman para murid dengan
mengatakan bahwa di antara mereka akan melihat Kerajaan Allah
sebelum mati yaitu melihat kemuliaan Yesus dan Kerajaan-Nya
(9:28-36). Ini merupakan jaminan atas pengharapan mereka
terhadap Yesus sendiri.


Renungkan: Pengakuan iman yang kita ucapkan harus senantiasa
mengingatkan kita akan identitas kita sebagai Kristen yang harus
hidup menurut kehendak-Nya, walaupun harus menentang arus dunia
dan keinginan pribadi.


Bacaan untuk Minggu Sengsara 1:
Kejadian 2:7-9; 3:1-7
Roma 5:12-19
Matius 4:1-11
Mazmur 130


Lagu: Kidung Jemaat 446

Scripture Union Indonesia © 2017.