Perlindungan Tuhan dalam Cara Biasa

Kisah Para Rasul 23:23-35
Minggu ke-8 sesudah Epifania
”Siapa bilang saya tidak di bawah perlindungan khusus Tuhan?” Anda tentu tidak akan percaya kalau kalimat ini dikatakan oleh Adolf Hitler. Banyak orang meragukan hal ini. Mereka bertanya, ”Bagaimana mungkin seorang diktator, pembantai enam juta orang Yahudi, bisa berkata demikian?” Namun, dengan semua polemik itu, setidaknya ada satu pesan tersirat. Sekuat apa pun manusia, entah disadari ataupun tidak, dia membutuhkan perlindungan Tuhan.
Paulus menyaksikan sendiri bagaimana tangan Tuhan melindunginya dari sebuah ancaman pembunuhan. Tuhan memakai kepala pasukan dan jajarannya untuk menjaga Paulus. Surat pengantar juga diberikan kepada wali negeri, Feliks, untuk menjamin keamanannya (23-25). Surat itu berisi kronologis kasus Paulus (26-28). Lewat surat itu, Paulus dinyatakan tidak layak dipenjara atau dihukum mati (29). Paulus sepenuhnya berada dalam payung perlindungan wali negeri (30). Para prajurit melaksanakan semua perintah dalam surat itu (31-33). Setelah membaca surat itu, wali negeri juga menjalankannya (34). Paulus diamankan dari rencana pembunuhan terhadapnya.
Bagaimana cara Allah melindungi Paulus? Kita melihat bahwa Tuhan menggunakan birokrasi pemerintahan sebagai alat perlindungan bagi Paulus. Tidak ada peristiwa supernatural yang terjadi. Tuhan menjaga Paulus bukan dengan sebuah kisah bombastis seperti menurunkan bala tentara dari langit. Artinya, pemeliharaan-Nya bisa saja terjadi dari peristiwa biasa dan sederhana.
Dalam beberapa tahun terakhir, kekristenan kita tampaknya haus dengan pengalaman ”wow”. Kita suka dengan kisah-kisah menghebohkan. Akibatnya, kita menjadi orang Kristen yang suka dengan hal-hal muluk. Hal-hal biasa, yang datang menyapa dalam hidup keseharian, kerap lewat begitu saja. Padahal, tanpa disadari, bisa saja tangan-Nya sedang menjaga kita lewat sebuah kejadian sederhana. Dan akhirnya, kesempatan yang besar terhilang.
Doa: Tuhan, tolong kami untuk memercayai pemeliharaan-Mu di dalam kehidupan kami. [PUR]
Purwoko
Scripture Union Indonesia © 2017.