Tahu Batas

Yosua 15:1-12
Minggu ke-4 sesudah Epifani
Mengapa batasan dianggap penting? Tanda kemajuan peradaban adalah mengetahui sekaligus mengerti batasan. Alhasil, kita menjadi paham pada hal yang tak semestinya dilanggar. Alhasil, keadilan dan perikemanusiaan dapat tegak terwujud. Salah satunya adalah dalam menentukan batas-batas wilayah. Ini untuk menunjang kelangsungan hidup menjadi bangsa manusia.
Nas hari ini berkisah tentang bagaimana bani Yehuda diajak mengerti batas wilayahnya. Batas teritorial itu kemudian harus dijaga dan dihormati bersama-sama. Tanpa kesadaran seperti itu, mereka hanya akan memanen kekacauan karena hidup tanpa batasan artinya tanpa aturan.
Batasan akan mendidik kita tentang kemerdekaan dan kemandirian dalam kebersamaan. Ini menjadi pelajaran penting bagi suku bani Yehuda. Dengan batasan, orang bisa berdikari mengurus kemajuan wilayah masing-masing. Namun demikian, mereka tidak bisa mengabaikan tanggung jawab bersama kepada suku Lewi. Pasalnya, mereka merupakan suku yang tak punya hak milik untuk mengolah tanah.
Bila diperhatikan, lokasi huni suku bani Yehuda tidak sama untuk setiap kaumnya. Ada yang berbatasan dengan padang gurun Zin; ujung Laut Asin; pendakian Akrabim; Kiryat-Yearim; berdekatan dengan lembah; dan ada pula yang berbatasan dengan daerah perbukitan. Setelah mengetahui batas masing-masing, setiap kaum harus menggali potensi wilayahnya. Mereka akhirnya terdorong untuk mengenali potensi diri. Inilah pentingnya tahu batasan.
Mungkin, banyak orang Kristen Indonesia mengetahui batasannya sebagai kaum minoritas. Namun, minoritas bukan berarti menjadi kerdil. Hak dan kewajiban penganut Kristen di negeri ini sama dengan warga lainnya. Batasan sejati sebagai pengikut Kristus terletak dalam panggilannya mewartakan berita Injil ke seluruh dunia.
Doa: Tuhan, singkapkanlah setiap batasan, yang mungkin, tidak kami sadari, sehingga kami semakin mengenali potensi diri dalam memberitakan Injil-Mu. [SeT]
Setiyadi
Scripture Union Indonesia © 2017.