Yesus pernah merasakannya, bahkan "seperti mau mati rasanya" (Mat. 26:38).
Keagungan.
Yesus disebut "Imam Besar Agung" karena Ia adalah adalah
Imam yang telah terlebih dahulu menyelami dan mengalami
pergumulan kita. Ia mengalami pencobaan, kesakitan,
kesedihan, pengkhianatan, dan penderitaan yang amat sangat,
khususnya di taman Getsemani dan Golgota. Puncak
pergumulan-Nya di Getsemani menunjukkan betapa ngerinya
kematian yang akan ditanggung-Nya di kayu salib bagi dosa
manusia. Ia "merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati"
(Flp. 2:8). Inilah keagungan Iman Besar kita! Yesus
melebihi imam Harun dan Lewi, sebab Ia tidak pernah
menyimpang dari kehendak Allah (ayat 4:15, 5:8). Ia
melebihi semua, karena melalui-Nya manusia diperdamaikan
dengan Allah.
Hubungan kemanusiaan
Yesus dan keimaman-Nya.
Kemanusia-an Yesus membuat Ia dapat mengerti keadaan,
penderitaan, dan kelemahan kita; Ia terlebih dahulu
menerima penghinaan dan mengalami penderitaan yang jauh
melampaui apa yang kita alami; sehingga ketika Ia berperan
sebagai Imam, peran-Nya menjadi sempurna. Yesuslah
satu-satunya yang mencapai kesempurnaan, oleh karena itu
Ialah pokok keselamatan yang abadi bagi kita yang taat
kepada-Nya.