Iman dan Kepastian Janji Allah

Mazmur 22:24-32
Minggu ke-10 sesudah Pentakosta
Memang tidak mudah bagi orang percaya menyadari kehadiran Allah dalam penderitaan mereka. Sering kali dalam puncak pergumulan, kita malah mempertanyakan kepedulian Allah terhadap umat-Nya. Bagaimana kita dapat sungguh-sungguh menikmati kehadiran Allah dalam penderitaan kita?
Pada bagian kedua dari Mazmur 22, Daud menjabarkan tentang kepastian janji Allah dalam hidup orang percaya. Dengan menggunakan perannya sebagai wakil rakyat di hadapan Allah, Daud menegaskan bagaimana Allah mendengarkan jeritan umat-Nya yang menderita sebagai jawaban atas seruan doa mereka (25). Karena itu, ia mengajak umat untuk memuji Allah (23), mendorong mereka yang takut akan TUHAN untuk melakukan hal yang sama (24). Sebab, Allah adalah Penguasa semesta, Tuhan atas bangsa-bangsa (28-29). Karena itu, Daud menegaskan bagaimana seluruh bumi akan menyembah dan memuliakan Allah.
Bagaimana kita dapat mengalami dan merasakan kehadiran Allah hari ini? Sebagaimana Mazmur 22 digenapi oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib, demikian pula Perjanjian Baru menegaskan karya Allah. Ibrani 2:11-12 mengutip ayat 22 sebagai perkataan Tuhan Yesus yang menegaskan janji bahwa Ia akan membawa semua umat tebusan-Nya menjadi satu (lih. doa Tuhan Yesus dalam Yoh. 17:22). Dalam karya penebusan-Nya, Tuhan Yesus menjadi sama dengan manusia–kecuali bahwa Dia tidak berdosa (Ibr. 4:15). Melalui karya penebusan-Nya, kita dimampukan dan dilayakkan untuk menghadap hadirat Allah setiap saat dalam doa dan permohonan.
Alkitab menegaskan peranan iman dalam menghadirkan Allah secara nyata. Iman yang diberikan oleh Kristus akan membawa kita kepada kerinduan untuk mendengarkan Bapa, serta menaati Dia dalam kehidupan kita. Kristus tidak pernah mengingkari janji yang diberikan kepada umat-Nya bahwa Ia akan menyertai kita sampai pada akhir zaman (Mat. 28:20).
Doa: Tuhan, tolong kami dapat melihat Engkau dalam keseharian kami. [IBS]
Ignatius Bagoes Seta
Scripture Union Indonesia © 2017.