Allah di Balik Semua Peristiwa

Kejadian 50:15-21
Minggu ke-10 sesudah Pentakosta
Kita mungkin sulit mengampuni orang yang berbuat jahat. Apalagi, akibat perbuatannya itu, kita harus menderita untuk waktu yang lama.
Karena ulah saudara-saudaranya, Yusuf menderita menjadi budak dan dipenjara selama tiga belas tahun. Namun, Yusuf tidak mendendam. Bahkan, ia memperlakukan saudara-saudaranya dengan sangat baik. Apa rahasianya? Mari kita melihat apa yang dikatakan Yusuf.
Setelah Yakub meninggal, saudara-saudara datang menyatakan, “Kami datang untuk menjadi budakmu” (18). Permintaan mereka ini, kelihatannya, mengikuti prinsip ”mata ganti mati, gigi ganti gigi.” Dahulu, mereka menjual Yusuf sebagai budak. Jadi, adil rasanya, jika mereka sekarang balik menjadi budak Yusuf.
Namun, Yusuf menenangkan mereka. Ia meminta mereka untuk tidak takut. Bahkan, Yusuf menyatakan akan menanggung makanan dan merawat anak-anak mereka (21).
Mengapa Yusuf dapat bersikap begitu pengertian dan murah hati kepada saudara-saudaranya? Itu karena Yusuf sadar bahwa di balik rekaan rancangan jahat, terselip rencana baik Allah, yaitu untuk memelihara suatu bangsa yang besar (20).
Yusuf memahami bahwa saudara-saudaranya adalah alat Tuhan untuk membawanya datang ke Mesir (bnd. 45:5-8). Ini sebagai persiapan agar mereka semua dapat selamat, bahkan seluruh Mesir dan daerah sekitarnya.
Di balik semua peristiwa, kita harus menyadari bahwa ada rancangan Allah yang baik. Dengan memahami ini, kita dapat belajar untuk menjadi orang yang dapat mengampuni mereka yang berbuat jahat kepada kita. Persis seperti Yusuf terhadap saudara-saudaranya.
Tuhan mengajarkan kita untuk mengampuni. Marilah kita menyadari satu prinsip penting: ketika orang lain berbuat jahat kepada kita, di balik itu ada rancangan Allah yang baik. Sehingga, kita dapat belajar untuk memberi pengampunan.
Doa: Tuhan, ajari aku melihat rancangan-Mu di balik semua peristiwa yang Engkau izinkan terjadi. [IT]
Inawaty Teddy
Scripture Union Indonesia © 2017.