Batu yang Terguling

Markus 16:1-8
Hari Paskah
Kematian akan selalu menyisakan kesedihan yang dalam karena menimbulkan luka yang sangat kronis. Mungkin ada sekelompok orang yang beranggapan bahwa kematian adalah hal yang biasa. Hal itu benar jika bukan kita yang mengalaminya. Ketika seseorang menghadapi kematian, maka peristiwa itu akan menjadi hal yang luar biasa.
Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus serta Salome dalam kesedihan pagi-pagi benar pergi ke kubur Yesus. Mereka membawa rempah-rempah dan hendak meminyaki mayat Yesus. Dalam kesedihan pergumulan baru muncul “Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur? (1-4). Seolah-olah lengkaplah penderitaan itu.
Tanpa disangka batu yang sangat besar itu sudah terguling.(5-6). Luar biasa satu tahap terselesaikan bukan oleh kekuatan para perempuan tersebut. Tuhan selalu buka jalan untuk sampai kepada tujuan yang diingini.
Benar jika dalam keadaan takut, ketika ada pergumulan, betapa sering kita kurang percaya akan kebenaran firman Allah. Seperti ketiga perempuan ini mereka lupa akan apa yang pernah dikatakan Yesus. Sebenarnya Yesus telah tiga kali mengatakan bahwa Ia akan menderita dan bangkit kembali (8:33; 9:30-32; 10:32-34).
Jalan tidak hanya terbuka. Sapaan ”Jangan takut” seorang muda seharusnya memberikan penghiburan dan kekuatan bagi perempuan-perempuan tersebut. Tetapi justru mereka menjadi takut, gemetar, dan berlari keluar dari kuburan (6-8a).
Walaupun dalam ketakutan mereka tetap pergi menyampaikan pesan seorang muda itu kepada Petrus dan teman-temannya. Ketakutan mereka membawa mereka ke dalam persekutuan para murid. Dengan yakin dan pasti perempuan-perempuan itu mengatakan bahwa Yesus sudah bangkit. Setelah itu Yesus memberikan kuasa kepada murid-muridNya untuk memberitakan keselamatan yang kekal.(8b)
Yesus sudah bangkit. Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa kematian-Nya tidak sia-sia. Ia sungguh Juru Selamat dunia! Percayalah!
Iswan G. Manik
Scripture Union Indonesia © 2017.