Yohanes Pembaptis

Markus 1:1-8
Hari Epifania
Berbeda dengan penginjil lain yang langsung bicara soal Yesus Markus menceritakan tentang pribadi lain. Orang itu adalah Yohanes Pembaptis.
Mengapa? Kelihatannya Markus ingin mengatakan bahwa sehebat-hebatnya Yohanes Pembaptis, toh dia seperti yang diakuinya hanyalah pembuka jalan. Dengan kata lain, kalau Yohanes Pembaptis saja sudah sehebat itu, apa lagi pribadi berikutnya?
Kenyataannya inilah kabar baik itu Yohanes Pembaptis sendiri tidak ingin orang lain berfokus pada dirinya. Ia ingin orang lain, melalui dirinya, mengarahkan pandangan kepada Yesus orang Nazaret. Dengan lugas dan gamblang dia berkata, ”Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.” (Mrk. 1:7)
Jelas, Yohanes Pembaptis mengakui adanya orang yang lebih berkuasa dari dirinya. Dia hanyalah pembuka jalan sebagaimana nubuat Nabi Yesaya. Ada orang yang lebih berkuasa dari dirinya.
Ungkapan ”membungkuk melepaskan tali sepatu”, menurut Rama Gianto, tidak hanya berarti penghormatan kepada orang yang dihadapi, melainkan terselip pula arti yuridisnya. Kebiasaan di Israel pada masa itu, setiap kali orang hendak menguatkan suatu perkara, maka yang seorang menanggalkan sebelah kasutnya dan memberikannya kepada yang lain. Itu berarti orang itu sedang melepaskan haknya.
Perkataan Yohanes Pembaptis bukanlah basa-basi. Dia mengaku bahwa dirinya tidak layak melakukan sesuatu yang membuat Yesus melepaskan hak-Nya. Dan hak Yesus ialah membawakan baptisan dalam Roh Kudus dan mendekatkan kembali keilahian kepada manusia. Yohanes Pembaptis hendak mengatakan bahwa yang dijalankannya ialah membaptis dengan air menyadarkan manusia. Tetapi, Yesuslah yang berhak membaptis dengan Roh Kudus. Jelas di sini, dalam segala yang diupayakannya, Yohanes Pembaptis senantiasa berusaha menjadi saksi Kristus.
Lalu, bagaimana dengan kita? Masihkah kita menjadi saksi Kristus?
Kristiani Tarigan
Scripture Union Indonesia © 2017.