Tidak Ada yang Kekal

Ratapan 1:1-22
Minggu ke-23 sesudah Pentakosta
Secara keseluruhan, Kitab Ratapan terdiri dari lima syair. Isinya berupa ratapan atas jatuhnya Yerusalem ke tangan tentara Babel, kehancurannya serta kisah Masa Pembuangan. Hal ini terjadi pada 586 sM.
Meski kitab ini pada umumnya bernuansa sedih, namun di dalamnya ditemukan pelbagai ungkapan kepercayaan kepada Allah. Bahwa ada harapan akan masa depan yang cerah. Syair-syair dalam kitab ini digunakan orang Yahudi dalam ibadah pada hari-hari khusus untuk berpuasa dan berkabung.
Dalam 1:1-22, Yeremia melukiskan adanya kesunyian yang mencekam karena suasana duka. Kejayaan negeri yang dahulunya dikenal dan dihormati bangsa-bangsa hanya tinggal puing-puing penderitaan. Kelaparan dan kematian, Kota Yerusalem dan Bait Allah hancur, raja-raja dan para pangeran dibunuh dan ditawan, serta umat mengalami penghinaan dari para musuhnya. Bangsa-bangsa yang tadinya berteman dengan mereka sekarang acuh tak acuh, bahkan mencibir nasib mereka. Semuanya ini terjadi karena dosa yang telah dilakukan oleh bangsa Yehuda (8). Mereka memberontak terhadap Tuhan dan kebenaran-Nya (20,18). Para pemimpin mereka menjalankan pemerintahan secara tidak bertanggung jawab.
Dalam ratapannya, Yeremia sadar atas segala keluhannya. Ia berpaling kepada Tuhan dan menyatakan pengakuan dosanya di hadapan Tuhan (18). Yeremia mengakui kebesaran dan kuasa Tuhan (19). Ia memohon agar Tuhan membawa umat kembali kepada-Nya untuk diperbarui. Ia juga memohon agar hukuman yang Tuhan telah lakukan kepada mereka juga menimpa bangsa Babel.
Dalam ratapan Yeremia, kita belajar bahwa kejayaan itu tidak kekal. Ada saatnya semuanya hancur dan yang tersisa hanyalah kepedihan yang mendalam. Hanya Tuhanlah yang kekal. Karena itu, marilah kita letakkan hidup kita dalam tangan Tuhan dan bertekad tidak mengandalkan manusia, harta, kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan yang kita miliki. Hiduplah senantiasa dalam persekutuan yang intim dengan-Nya dan berani membuka diri untuk dikoreksi oleh Tuhan.??[MH]
??
Murtini Hehanussa
Scripture Union Indonesia © 2017.