Lanjut Meski Tantangan Menghadang

Nehemia 4:1-23
Minggu ke-4 sesudah Pentakosta
Dalam hidup ini, apakah semua yang kita kerjakan bisa berjalan lancar? Ada saja masalah yang harus dihadapi. Hal yang sama sedang dialami Nehemia karena ada pihak-pihak tertentu yang menentang pembangunan tembok-tembok Yerusalem. Karena itu, kekuatan militer sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ketidakamanan tersebut. Sanbalat adalah Gubernur Samaria, tetangga Yehuda di sebelah Utara. Tobia adalah seorang pemimpin dari daerah Amon. Karena itu, ia sering disebut sebagai orang Amon. Tobia adalah seorang Israel, namun bekerja sama dengan Sanbalat dan Gesyem agar Nehemia menghentikan upaya membangun kembali tembok-tembok Yerusalem (Neh. 2:19-20; 4:1-23; 6:1-19). Mereka bukan hanya berupaya merintangi, tetapi juga berusaha menghancurkan mentalitas orang-orang Yahudi dengan suatu hinaan, yaitu apakah bangsa yang lemah seperti itu mampu menghidupkan kembali puing-puing yang telah runtuh dan hancur (2). Para musuh Israel terus-menerus mencela bahwa andai pun orang Israel bisa membangun tembok tersebut, pastilah tidak kuat hingga anjing-anjing bisa merobohkan (3). Namun, Nehemia mengabaikan semua kecaman itu. Ia mengajak bangsa Israel tetap fokus pada visi bersama (6) dan menyerahkan setiap masalah dan tantangan yang dihadapinya dalam tangan Tuhan (4-5). Alhasil, para musuh Israel menjadi kalut dan sangat marah saat melihat kemajuan yang dicapai oleh orang-orang Yahudi. Mereka berencana memerangi dan mengacaukan Yerusalem (7-8). Untuk mengantisipasi serangan para musuh dan sekaligus pembangunan tembok tetap berjalan, Nehemia. menerapkan siaga penuh (18-23). Di satu sisi, tangan berikatkan senjata pedang tombak, perisai atau panah. Di sisi lain, tangan satunya melanjutkan pembangunan (16-17). Tantangan dan rintangan sudah menjadi bagian dalam hidup manusia. Namun, Tuhan memakainya untuk mengasah umat-Nya agar menjadi pribadi yang teguh dalam iman kepada-Nya.
Wiwik Wulandari
Scripture Union Indonesia © 2017.