Anak Kecil dan Kerajaan Allah

Matius 18:1-11
Minggu ke-8 sesudah Epifania
Dosa telah membelokkan hati manusia tidak hidup takut akan Allah, melainkan mencari kekuasaan untuk memuliakan diri. Perdebatan para murid Yesus tentang siapakah yang terbesar menjadi diskusi sengit (1; bdk. Mrk. 9:33-34; Luk. 9:46). Pemikiran itu muncul karena kegelisahan para murid mengenai kelangsungan misi Kerajaan Allah andaikata Yesus binasa di Yerusalem. Sebab itu, mereka mencoba mencari jalan keluar ???pengganti??? guru-Nya. Yesus sama sekali tidak marah karena Ia memaklumi pikiran mereka. Ia mengambil anak kecil sebagai jawaban atas perdebatan mereka (2; bdk. Mrk. 9:36; Luk. 9:47). Dengan memakai contoh anak kecil, Yesus ingin memperlihatkan bahwa menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Allah tidak gampang. Ada beberapa syarat utama yang harus dipenuhi untuk menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Allah, antara lain:??Pertama, pertobatan sejati (3). Pertobatan menunjukkan perubahan pola hidup, pikir, dan perilaku dari manusia lama ke manusia baru (Ef. 4:22-32).??Kedua, kerendahan hati (4). Rendah hati berarti tidak mendahulukan ego diri, menjadi terkecil, dan pelayan dalam Kerajaan Surga (bdk. Mrk. 9:35; Luk. 9:48).??Ketiga, menjunjung tinggi martabat manusia sebagai gambar-rupa Allah (4-5). Dalam masyarakat mana pun, anak kecil sering diremehkan dan ditipu karena kepolosannya. Mereka hanya menjadi objek manipulasi orang dewasa. Karena itu, Yesus mengecam mereka yang berupaya menghasut dan menanamkan nilai-nilai kejahatan dalam pola pikir anak kecil (6-9). Walaupun mereka belum memahami banyak tentang baik buruknya kehidupan, setidaknya mereka adalah ciptaan Allah yang mulia (10-11). Hidup dalam Kerajaan Allah tidak berbicara tentang kekuasaan, melainkan penyerahan diri sepenuhnya kepada-Nya. Artinya, hidup memercayai janji-janji Allah dan menyandarkan diri sepenuhnya dalam pemeliharaan-Nya. Sebagai warga Kerajaan Allah, sudahkah Anda berpadanan dengan kehendak-Nya? Jika belum, akuilah kesalahan Anda di hadapan-Nya.??
Togap D. Alam
Scripture Union Indonesia © 2017.