Sejarah adalah Kisah-Nya

Yehezkiel 29:17-30:26
Minggu ke-17 sesudah Pentakosta
Ketika sebuah kerajaan berjaya, tampaknya kerajaan itu begitu kuat dan tidak terkalahkan. Namun, sebesar apa pun suatu kerajaan, di balik itu Allahlah yang mengangkatnya. Karena itu, Allah dengan mudah dapat membinasakannya (bdk. Yer. 1:10). Sejarah akan berjalan sesuai dengan kehendak Allah.
Tuhan menghancurkan Mesir dengan memakai Babel sebagai alat penghancuran-Nya (30:10). Berulang-ulang Tuhan menyatakan bahwa Ia akan menguatkan tangan raja Babel dan mematahkan tangan Firaun (30:24,25). Perhatikan kontras antara tangan Firaun yang dipatahkan dan tangan Babel yang dikuatkan Tuhan. Tangan adalah bagian tubuh yang melaluinya seseorang bertindak. Itu sebabnya tangan merupakan lambang dari kekuatan. Tangan yang kuat akan memampukan seseorang melakukan tindakan yang efektif, sedangkan tangan yang patah mencerminkan ketidakberdayaan seseorang (bdk. Mzm. 10:15).
Yehezkiel mengantisipasi dengan mengatakan bahwa tangan yang patah dapat dipulihkan. Dengan kata lain, Firaun masih bisa berkuasa dengan memakai bangsa lain sebagai kaki tangannya. Karena itu, Yehezkiel menekankan tangan yang patah tidak akan dibalut supaya sembuh (21). Bahkan, Tuhan akan mematahkan kedua tangan Firaun dan menjatuhkan pedang dari tangannya (22). Kekuatan Mesir akan dihancurkan seluruhnya.
Tuhan membangkitkan dan menghancurkan berbagai bangsa dan kerajaan seturut rencana-Nya. Pusat dari rencana Tuhan adalah umat-Nya. Karena Mesir menjadi sandaran bagi umat-Nya (Yeh. 29:6), maka Tuhan akan menghancurkan Mesir dengan membangkitkan Babel untuk menghancurkan Yehuda. Dengan demikian, Tuhan mengatur sejarah sesuai dengan kehendak-Nya atas umat-Nya.
Sebagai orang percaya seharusnya kita semua memahami bahwa umat Tuhan adalah pusat sejarah. Ia akan mengatur segalanya bagi gereja-Nya. Bersandarlah hanya kepada Allah mahakuasa yang keinginan-Nya terwujud dalam sejarah manusia.??
Inawaty Teddy
Scripture Union Indonesia © 2017.