Pohon Anggur yang Tidak Berguna

Yehezkiel 15:1-8
Minggu ke-12 sesudah Pentakosta

Israel digambarkan sebagai pohon anggur TUHAN (bdk. Kej. 49:22; Mzm. 80:9; Hos. 10:1; Yes. 5:1-30; Ul. 32:32; Yer. 2:21). Israel bukan bangsa yang hebat atau besar dan kuat dari bangsa lainnya. Tetapi, TUHAN telah memilih mereka dan menjadikan mereka sebagai umat-Nya.


Pohon anggur yang baik seharusnya menghasilkan buah pada musimnya. Tetapi, Israel telah menjadi pohon anggur yang tidak menghasilkan buah. Mereka bukan saja tidak subur, tetapi tidak berguna (bdk. Yoh. 15:2-6). Israel bagaikan kayu anggur yang tidak dapat digunakan untuk sesuatu keperluan pada saat masih berbentuk kayu utuh, apalagi ketika telah dibakar (1-3, 5). Adapun kayu anggur tidak dapat dibentuk atau difungsikan seperti kayu pada umumnya karena sifatnya yang rapuh. Biasanya orang hanya akan membakarnya untuk menghangatkan tubuh sehingga hancur seluruhnya dan tidak dapat digunakan untuk apa pun. Betapa kecewanya TUHAN melihat umat kesayangan-Nya itu tidak menyukakan hati-Nya. Sebagai balasan atas segala kebaikan TUHAN yang telah mereka terima, kesuburan tanah perjanjian dan segala berkat perlindungan-Nya; mereka menyembah berhala-berhala dan segala dewa sembahan bangsa sekitar. TUHAN membiarkan Israel bagian Utara dan Selatan dihancurkan musuh, bahkan Yerusalem yang menjadi kota tempat Bait Allah berada diserang dan dihancurkan. Raja Yoyakhin dan para pembesar diangkut ke pembuangan (4). Mereka tidak akan dapat meloloskan diri dari berbagai penghukuman karena Ia sendiri yang menentang mereka (bdk. Mzm. 34:17). TUHAN menjadikan Israel sunyi sepi, menghancurkan negerinya, dan menghalau penduduknya. Dengan demikian, mereka akan menyadari kesalahan mereka terhadap-Nya dan mengetahui bahwa Dialah TUHAN Allah (6-8).


Balasan apa yang kita berikan atas segala kasih setia TUHAN yang telah menjadikan kita sebagai umat-Nya? Hiduplah dalam kesetiaan di hadapan-Nya, tinggallah di dekat-Nya, dan hasilkanlah buah-buah pertobatan yang memuliakan-Nya. [JH]

Scripture Union Indonesia © 2017.